Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Kebiasaan Belanja Pengaruhi Kesehatan Mental

Kompas.com - 03/10/2023, 07:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan belanja online tanpa disadari akan menjadi kecanduan. Perilaku kecanduan ini serupa dengan kecanduan lainnya, seperti berjudi, game online, dan narkoba.

Menurut Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Uswatun, perilaku kebiasaan belanja online tidak terdaftar sebagai kecanduan atau masalah kesehatan mental yang berdiri sendiri.

Baca juga: Sosok Stanley, Lulus dari Jurusan Kedokteran UB dengan IPK 3,99

Akan tetapi, masalah atau gejala yang ditunjukkan memiliki karakteristik umum yang biasanya terjadi pada gangguan kecanduan, seperti gangguan ketidakmampuan dalam menahan dorongan untuk melakukan belanja atau membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.

"Gangguan belanja online biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Perilaku ini umumnya muncul di usia 30 tahunan atau saat seseorang merasa telah matang secara finansial," kata dia dikutip dari laman UM Surabaya, Selasa (3/10/2023).

Dia menyebut, ada beberapa bentuk kecanduan belanja yang perlu dikenali.

Pertama. pembelian yang impulsive. Di mana sering membeli sesuatu tanpa direncanakan atau cenderung spontan, bahkan masih banyak barang yang dibeli belum sempat dibuka dan menumpuk.

Kedua, merasa sangat senang saat membeli sesuatu. Kegembiraaan itu muncul bukan karena barang yang dibeli, tapi lebih ke tindakan membeli.

"Rasa gembira ini yang biasanya ingin diulang kembali sehingga mendorong ke arah kecanduan belanja," jelas dia.

Ketiga, berbelanja untuk mengatasi stress atau perasaan yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Lulus S3 dengan IPK 4,00 di UPI, Puri: Semua Itu karena Suami dan Anak

Keempat, adanya rasa bersalah karena tidak mendapatkan barang yang dibutuhkan, sehingga dilampiaskan membeli barang lainnya.

Kelima, pembayaran dengan kartu kredit, debit atau pembayaran non tunai lainnya menjadikan seseorang tidak menyadari telah melakukan kebiasaan belanja yang tidak baik.

Uswatun menyebut, dampak berkepanjangan yang dapat muncul akibat kecanduan belanja online, yakni perasaan menyesal atas pembelian yang dilakukan, malu, bersalah, pengeluaran menjadi lebih besar, dan kesulitan dalam menghentikan kebiasaan belanja.

Tips menekan kebiasaan belanja

Uswatun membagikan tips agar seseorang bisa menekan kebiasaan belanja.

Menurut dia, seseorang perlu mengidentifikasi bagaimana kebiasaan belanja yang dilakukan berakhir menjadi sebuah perilaku kecanduan.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: TikTok Shop Mengubah Cara Orang Dagang

"Cari tahu pemicu yang menyebabkan munculnya kebiasaan belanja, apakah karena emosi negative, perasaan kesepian, peningkatan harga diri atau bahkan ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial," tukas Uswatun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com