Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Prof. Yohanes Surya, Kemenag Gunakan Metode Gasing di Madrasah

Kompas.com - 22/09/2023, 16:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Profesor di Bidang Matematika dan Fisika, yakni Yohanes Surya untuk menerapkan model belajar berhitung dengan Metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) untuk siswa-siswi Madrasah.

Hal itu diungkapkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat menerima Prof. Yohanes di Kantor Kemenag Pusat, Jakarta, pada Selasa (19/9/23).

Baca juga: Kemendikbud: Ini Perbedaan Seleksi Guru PPPK 2023 Dibanding Sebelumnya

"Saya rasa ini sangat bagus sekali untuk diterapkan di madrasah. Saya kira perlu segera diterapkan dan tak perlu menunggu lama lagi," kata dia dalam keterangan resminya.

Dia pun menilai, hal tersebut bisa menjadi solusi bagi Kemenag dalam penerapan pendidikan Matematika di madrasah yang lebih merata dan mengedepankan logika berpikir dibanding hafalan.

"Kita mulai penerapannya di madrasah terlebih dahulu, Secara perlahan kita kembangkan pengajaran metode ini wilayah pondok pesantren," jelas dia.

Menag pun menjelaskan, saat ini ada sekitar tiga juta anak madrasah yang sedang belajar di kelas 1-6 sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah.

Dengan banyaknya jumlah tersebut, Menag berharap bisa menerapkan metode tersebut selama rentang satu tahun ke depan.

Diketahui, Gasing merupakan metode pembelajaran matematika yang digagas oleh Prof. Yohanes dengan langkah-langkah dan metode yang gampang, asyik, dan menyenangkan.

Prof. Yohanes Surya menjelaskan, penerapan metode Gasing ini tidak hanya dimaksudkan untuk membuat anak pintar berhitung, tapi yang paling penting adalah mengembangkan cara berpikirnya yang lebih mengedepankan logika, meningkatkan kecerdasan visual, serta mengubah karakternya.

Baca juga: Kemendikbud: Sistem Zonasi Dihapus Tidak Selesaikan Masalah PPDB

"Biasanya siswa yang sudah mempelajari matematika dengan metode Gasing, kepercayaan dirinya meningkat. Jadi tidak ragu lagi dalam memecahkan masalah, terutama dalam berhitung," jelas dia.

Yang lebih penting, lanjut Prof. Yohanes, Menag bisa memantau langsung perkembangan siswa.

"Nanti monitoringnya bisa dengan games. Dari sini, data kita ambil. Nanti bisa langsung dipantau dan monitoring sejauh mana perkembangannya," ujar Prof. Yohanes.

Dia pun mengatakan, karena penerapan Gasing ini dilakukan dengan metode bermain, banyak siswa bisa, bahkan betah seharian.

"Bahkan tak sedikit siswa yang menangis saat masa pelatihan berakhir, itu saking membekasnya metode ini bagi mereka," tutur dia.

Pelatihan metode ini pun dinilai sangat efektif dan efisien, karena hanya memakan dua minggu untuk mengajarkan matematika kepada anak yang sama sekali tidak bisa matematika hingga jago matematika.

Baca juga: PTKIN Boleh Terima Mahasiswa Non-Muslim, Kemenag: Berlaku Adil

"Karena bagi saya tidak ada anak yang bodoh pak, yang ada hanya anak yang belum berkesempatan mendapatkan pelatihan dengan metode yang baik," tukas Prof. Yohanes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com