Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukrida Luluskan 42 Sarjana Terapan Optometri Pertama di Indonesia

Kompas.com - 20/09/2023, 19:03 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Sementara itu, Wakil Dekan I FKIK Ukrida, dr. Johannes Hudyono mengungkapkan rasa bangga atas kelulusan ini.

“Program Studi Optometri ini sudah berkembang luas di dunia, di negara tetangga kita seperti Malaysia misalnya, sudah sedemikian berkembang sampai jenjang pendidikan S3, kita harus mengejar ketertinggalan kita,” kata dr. Johannes Hudyono.

Prodi Optometri jenjang Sarjana Terapan FKIK Ukrida merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia, sudah dilengkapi dengan infrastruktur pendidikan modern, mulai dari dosen dalam maupun luar negeri, dan kurikulum pendidikan setara pendidikan optometri internasional.

Prodi ini juga dilengkapi dengan laboratorium klinik dan perkacamataan serta lensa kontak, sebagai bagian dari praktikum yang sangat lengkap untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang komprehensif agar mampu menghasilkan lulusan yang terampil dan siap pakai.

Peran optometris bagi kesehatan mata

Kelulusan Optometris pertama di Indonesia tahun ini juga dipersiapkan untuk mendukung kampanye The International Agency for Prevention of Blindness (IAPB) pada World Sight Day tanggal 12 Oktober 2023 yang mengedepankan tema “Love Your Eyes at Work”.

Baca juga: Unpad Buka Pendaftaran SMUP S1 dan Sarjana Terapan, Ini Ketentuannya

Tema ini memfokuskan peranan optometri pada kesehatan mata di tempat kerja, mengingat semakin tingginya intensitas penggunaan mata sebagai organ penglihatan, agar mampu mendiagnosis dini permasalahan penglihatan akibat kerja, dan mencegah kebutaan.

Dalam melaksanakan tugas dan peranannya, optometri tidak bekerja sendiri, tapi merupakan bagian dari suatu sistem yang melibatkan unsur pelayanan kesehatan bersama dengan dokter mata (ophthalmologist), unsur industri, serta unsur riset dan teknologi, antara lain industri optik termasuk kacamata, lensa kontak, dan farmasi.

Dalam perjalanan kehidupannya, manusia dapat mengalami perubahan atau masalah dalam penglihatan, baik secara alami seiring bertambahnya usia, kelainan bawaan, maupun akibat penyakit atau kecelakaan yang dapat mengganggu kemampuan penglihatannya, yang diagnosis, terapi, maupun proses rehabilitasinya memerlukan pertolongan, baik optometris atau dokter mata atau keduanya.

Brien Holden Vision Institute sebagaimana disarikan dalam The World Council of Optometry (WCO), menyatakan bahwa “Optometris adalah profesi praktisi keperawatan mata yang mandiri, melalui pendidikan dan diakui dengan pemberian lisensi.”

Komunitas optometris bersama komunitas Dokter Mata, yang keduanya berperan penting sebagai praktisi kesehatan mata dan sistem penglihatan harus mampu mencegah kebutaan yang dapat dihindari (avoidable blindness).

Dunia pelayanan Optometri Indonesia masih sangat membutuhkan banyak tenaga optometris agar mampu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan penglihatan masyarakat.

Sebagai perbandingan, rasio 1 optometris berbanding penduduk di Amerika antara 5.000-10.000, Kanada antara 6.000-8.000, Inggris 6.000-12.000.

Baca juga: Tracer Study UGM: Lulusan Sarjana Terapan Cepat Terserap Dunia Kerja

 

Dalam perkembangannya, dunia optometri sangat membutuhkan dukungan pemerintah maupun masyarakat, dunia pendidikan dan industri dalam melengkapi segenap struktur maupun infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di bidang optometri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com