Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Meicky Shoreamanis Panggabean
Dosen

Dosen Universitas Pelita Harapan

Penggunaan ChatGPT: Jadi, Pendidik Sebaiknya Berbuat Apa?

Kompas.com - 20/09/2023, 11:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada tataran kelas, inovasi pengajaran harus segera dilakukan. Jika tidak, anak didik yang akan jadi korban, padahal merekalah kelak yang akan memegang tampuk pemerintahan negara ini.

Para pendidik perlu mengevaluasi metode dan format asesmen. Ada pendidik-pendidik yang menegur keras murid atau mahasiswa yang menggunakan Google Translate atau ChatGPT. Namun, pendidik tersebut tidak mengubah cara mengajar dan bentuk asesmen.

Mereka juga tidak mendiskusikan sisi positif dan negatif AI dengan anak didik. Apakah ini bukti gagap teknologi, otoriter, atau malas membaca untuk mengikuti perkembangan terkini?

Ketiga alasan yang terkesan keras itu tentu tak absolut. Ada kemungkinan lain yang lunak: sibuk.

Mungkin tak sepenuhnya salah pendidik karena memang sistem lebih menghendaki pendidik, dalam hal ini dosen, mengurus administrasi daripada melakukan kerja intelektual.

Padahal kemajuan teknologi, untuk bisa digunakan secara etis, mensyaratkan hadirnya pemikiran kritis serta dialog atau komunikasi.

Pendidik kini punya tambahan tugas intelektual yang sulit:‘Terpaksa’ menilai kualitas anak didik juga dari pertanyaan yang mereka ajukan, bukan hanya dari jawaban yang mereka sodorkan ketika menjawab pertanyaan guru atau dosen.

Writing prompts, perintah yang kita ketik, memegang peranan besar dalam eksplorasi ilmu. Writing prompts berkaitan dengan penentuan peran ChatGPT dalam proses pembelajaran: sebagai dynamic assessor, study buddy, atau salah satu dari 8 peran lainnya? (Unesco, 2023).

Baik pendidik maupun anak didik perlu diajak untuk menggunakan ChatGPT secara bertanggung jawab. Penggunaan ChatGPT, dan AI lainnya, berpotensi membuat pengguna tak mampu berpikir kritis dan menjadi pemalas.

Pada tahap ini, penyusunan kebijakan yang sungguh akan menguras pikiran dan tenaga itu, mesti diikuti dengan pelatihan bagi para pendidik, dan anak didik, terkait penggunaan AI.

Semoga Kemendikti mempercepat kerjanya, memberikan tugas administrasi seperlunya saja, sehingga pendidik bisa lebih lincah dan tajam dalam mengikuti perkembangan zaman yang menuntut perubahan besar dalam cara berpikir, mengajar, dan meneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com