Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alumnus Komunikasi UGM Sebut AI Tak Bisa Gantikan Manusia

Kompas.com - 29/08/2023, 08:19 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan digadang-gadang bisa menggantikan manusia atau pekerjaan yang dijalani manusia.

Tak bisa dipungkiri keberadaan AI bisa membantu berbagai pekerjaan manusia dari yang mudah hingga rumit. Saat, ini keberadaan AI banyak digunakan dalam berbagai sistem informasi.

Baru-baru ini, AI dalam bentuk ChatGPT menjadi populer di kalangan mahasiswa, karena kemampuannya mengumpulkan informasi dengan cepat.

Namun di sisi lain, perkembangan AI menuai pro kontra di kalangan ahli. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Syaifa Tania menjelaskan, bayangan terhadap AI zaman dulu dan sekarang sangatlah berbeda.

Baca juga: Cerita Etik, Anak Petani yang Lolos di 6 Kampus Luar Negeri

AI digadang-gadang mampu gantikan 375 jenis pekerjaan

Dulu dibayangkan bahwa AI sangat canggih hingga tidak semua orang bisa menggunakan. Tapi sekarang justru AI sudah menjadi bagian dari hidup manusia.

"Tentunya di samping kapabilitasnya, ada berbagai tantangan yang muncul," terang Syaifa Tania dalam serial Diskoma #8 bertema "Artificial Intelligence dalam Industri Komunikasi" yang diadakan Magister Ilmu Komunikasi UGM seperti dikutip dari laman UGM, Senin (28/8/2023).

AI digadang-gadang mampu menggantikan 375 jenis lapangan pekerjaan dalam perkembangannya.

Kondisi ini tentu menuntut upaya besar untuk mengembangkan keterampilan pekerja yang baru agar lapangan pekerjaan tetap tersedia.

Salah satu contoh penerapan AI di industri komunikasi adalah iklan. Saat ini, AI digunakan untuk mengakses konten media.

"Ini menjadi salah satu contoh yang familiar kita temui. Ketika kita sama-sama membuka satu website, bisa jadi iklan yang saya terima dengan yang Anda terima itu beda meskipun website nya sama," papar Tania.

Menurutnya, automatisasi AI untuk memenuhi kebutuhan individu secara khusus inilah yang membuat AI banyak dipakai dalam industri.

Kapabilitas ini membantu industri menemukan target pasar yang tepat, hingga informasi tersampaikan dengan efektif.

Baca juga: Mau Sekolah di SMA Kolese De Britto? Kenali Jalur Masuk dan Syaratnya

Tania menambahkan, terdapat empat hal utama yang menjadi tantangan berkembangnya AI, yakni proteksi konsumen terhadap produk dan layanan yang digunakan.

"Kaitannya dengan privasi. Kemudian adanya misinformasi, kita sudah sangat sering mendengar hoaks. Lalu news diversity, personalisasi berita yang memungkinkan institusi berita dan audiens sama-sama meraih keuntungan. Kemudian ada online targeting and community standard,” terang Tania.

Layanan AI yang cenderung melakukan personalisasi informasi menyebabkan individu terpapar banyak informasi sejenis. Sehingga muncul hambatan untuk mendapatkan informasi yang berbeda. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa hoaks saat ini mudah tersebar.

AI selamanya tidak akan pernah gantikan manusia

Sejalan dengan pendapat Tania, Rosinski Hiro, alumnus Departemen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Head of Strategy Ambilhati memberikan gambaran bagaimana AI memengaruhi hidup manusia.

"Kalau kita bicara tentang industri, pekerjaan, profesi maka kita perlu mengenal dua konsep. Pengetahuan kita itu adalah modal utama kita. Sedangkan informasi adalah komoditas. Komoditas ini tentunya sudah diakuisisi oleh Google, Instagram, atau sekarang META ya," urai Rosinski Hiro.

Dia menekankan bahwa AI selamanya tidak akan pernah menggantikan manusia, tapi manusia yang menggunakan AI yang akan lebih unggul.

Dia menambahkan, AI mungkin bisa menawarkan informasi yang lebih cepat, murah, dan banyak.

Baca juga: 7 Jurusan Kuliah dengan Peluang Kerja Cerah, Sulit Digantikan AI

Tapi manusia lebih bisa memberikan informasi secara tepat, berkualitas dan relevan. Kalau dibanding manusia, relevansi informasi dari AI masih sangat jauh.

"AI tidak perlu diposisikan sebagai ancaman, justru fokus yang harus dilakukan adalah bagaimana AI bisa dimanfaatkan sebaik mungkin," urai Rosinski Hiro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com