Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

ChatGPT akan Menggantikan Dosen...

Kompas.com - 23/07/2023, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA Anda seorang dosen, mungkin Anda akan langsung marah saat membaca judul artikel ini. Namun sebaiknya jangan terbawa emosi dulu, silakan baca artikel ini sampai selesai. Terutama karena penulis juga seorang dosen.

Pada era digital ini, kita sering mendengar bagaimana teknologi AI seperti ChatGPT, yang dibuat oleh OpenAI, dapat menggantikan berbagai pekerjaan.

Memang, kemampuannya memahami dan merespons teks dalam bahasa alami adalah sesuatu yang sangat mengesankan.

Tidak dapat dipungkiri, hal ini telah membuka banyak ancaman sekaligus peluang dalam dunia pendidikan, terutama di perguruan tinggi.

Namun, apakah ini berarti bahwa AI seperti ChatGPT akan menggantikan peran dosen? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita kembali ke abad 18.

Pada abad ke-18, musim panas yang terik di Amerika dan Eropa mendorong orang-orang kaya mencari solusi mendinginkan diri mereka.

Muncul ide penggunaan es batu yang kemudian mengarah pada bisnis penambangan es dari kutub utara dan pegunungan Andes.

Permintaan terhadap es melonjak dan bisnis ini berkembang dengan pesat. Bahkan hingga mencapai nilai 28 juta dollar AS dan mempekerjakan lebih dari ratusan ribu tenaga kerja.

Namun, perkembangan teknologi tak bisa dihindari. Revolusi Industri membawa perubahan signifikan dalam industri es. Ditemukannya mesin uap saat Revolusi Industri 1.0 mengubah cara produksi dan distribusi es.

Kemudian Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan ditemukannya listrik, mendorong munculnya pabrik es batu di banyak kota. Es batu yang sebelumnya ditambang, menjadi dibuat. Harga es batu menjadi jauh lebih murah.

Disrupsi pada industri ini terjadi lagi saat Revolusi Industri 3.0 yang ditandai dengan invensi komputer.

Kulkas rumahan mulai dibuat secara massal. Pabrik es batu yang sebelumnya ada di tiap kota, digantikan pabrik kulkas yang jumlahnya hanya belasan di seluruh dunia. Akhirnya es batu menjadi komoditi umum yang terjangkau bagi semua orang.

Disrupsi teknologi pada industri ini meruntuhkan bisnis es kutub yang pernah mendominasi pasar selama ratusan tahun. Namun, apakah disrupsi ini menghilangkan pekerjaan?

Sejarah mencatat, tidak. Justru disrupsi teknologi membuka peluang untuk industri lain untuk berkembang. Misalnya industri restoran, es krim, farmasi, dan sektor perikanan.

Mari kita kembali ke masa kini. Era disrupsi teknologi AI, terutama ChatGPT.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com