=-----
KOMPAS.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 di Indonesia telah berakhir. Namun pelaksanaan PPDB 2023 diwarnai dengan pemalsuan dokumen demi lolos di sekolah favorit. Tentu hal ini sangat disayangkan berbagai pihak.
Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru di United Kingdom (UK) sangat berbeda dengan di Indonesia.
Meski sama-sama menggunakan jalur semacam zonasi, namun karena semua data telah terpusat maka sangat tidak mungkin terjadi pemalsuan dokumen.
Selain itu, kualitas pendidikan sekolah-sekolah yang merata juga membuat orangtua lebih memilih sekolah sesuai zonasinya.
Baca juga: Polemik PPDB Zonasi yang Tak Kunjung Dituntaskan
Hal ini disampaikan dosen Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Corry Caromawati yang saat ini tengah tinggal di Kota Leeds, Inggris untuk menyelesaikan studi PhD candidate di School of Education, University of Leeds, UK.
Corry mengatakan, penerimaan peserta didik baru di awal tahun akademik Inggris cukup sederhana dan mudah. Orangtua cukup mendaftar melalui website pemerintah daerah setempat (pemda) atau city council.
Saat mendaftar, orangtua cukup memasukkan data anak, menyertakan alamat rumah dan kode pos, kemudian akan muncul daftar sekolah yang boleh dipilih.
Saat mendaftar sekolah boleh memilih sekolah yang dituju, ada urutannya bahkan boleh memilih 5 sekolah masih berada di zonasi.
Orangtua juga boleh menjelaskan alasan ingin diterima di sekolah tertentu. Meskipun sekolah tersebut secara zonasi lebih jauh dari sekolah urutan sebelumnya. Namun secara keseluruaja urutan sekolah 1 hingga 5 tersebut masih berada di satu zonasi.
"Nanti bisa disertakan alasan kenapa memilih sekolah disana meski lebih jauh. Misal karena kakaknya berada di sekolah tersebut atau dekat dengan tempat orangtua bekerja. Tapi tetap sekolah yang didaftar berdasarkan zonasi," terang Corry kepada Kompas.com, Senin (17/7/2023).
Menurut Corry, sekolah di UK juga ada yang negeri dan swasta sama seperti di Indonesia. Sama seperti di Indonesia, siswa yang masuk ke sekolah negeri tidak dipungut biaya alias gratis karena semua sudah didanai oleh pemerintah.
Meski tetap ada gengsi-gensian dari orangtua, anak yang masuk sekolah negeri dan swasta, namun hal tersebut tidak terlalu terlihat.
Karena anak yang dimasukkan ke sekolah swasta biasanya ada tujuan khusus yakni untuk mempersiapkan masuk ke universitas tertentu.
"Ada juga sih kesenjangan sosial antara sekolah negeri dan swasta. Tapi tidak ada gengsi-gensian. Lebih ke beda tujuan saja (anak yang masuk negeri maupun swasta). Bahkan jika sekolah negeri penuh akan diarahkan ke sekolah swasta dan dibayari oleh pemerintah. Intinya pemerintah disini agar jangan sampai ada anak yang tidak sekolah," papar Corry.