Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak "Fatherless" bagi Perkembangan Anak Menurut Psikolog UGM

Kompas.com - 23/05/2023, 10:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com - Indonesia termasuk peringkat tiga fatherless country di dunia. Fatherless country berarti suatu negara dengan masyarakatnya minim peran atau keterlibatan sosok ayah dalam kehidupan anak.

Menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Diana Setiyawati, fatherless menjadi fenomena yang sudah diraskan bersama dimana peran ayah bisa dikatakan minim.

Diana mengatakan, dalam pengasuhan anak membutuhkan keterlibatan orangtua yaitu ayah dan ibu secara berimbang.

Artinya, pengasuhan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu saja, tetapi juga dilakukan oleh ayah.

"Namun, yang banyak terjadi ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Ini jadi fenomena yang cukup lazim, salah satunya karena pengaruh budaya," kata Diana seperti dikutip dari laman UGM, Senin (22/5/2023).

Baca juga: 3 Alasan Tahun Ajaran Baru di Indonesia Dimulai Bulan Juli

Dampak fatherless bagi anak

Diana menyebutkan ketiadaan peran atau kurang terlibatnya ayah dalam keluarga dapat memunculkan hambatan dalam proses perkembangan anak.

Beberapa persoalan yang bisa muncul karena adanya fatherless antara lain:

  • Hambatan dalam pembentukan identitas gender dan peran seksual
  • Penurunan performa akademis
  • Kesulitan penyesuaian psikososial
  • Kontrol diri rendah
  • Self esteem rendah.

Selain itu, kurangnya keterlibatan ayah dapat menjadi faktor risiko munculnya psikopatologi pada anak.

Salah satunya kecanduan terhadap zat ataupun aktivitas yang menimbulkan kesenangan seperti kecanduan gadget, game online, napza, rokok dan lainnya.

"Bisa juga memunculkan gangguan perilaku menyimpang, perilaku seksual dan gangguan mood serta bunuh diri," terangnya.

Baca juga: Ini 3 Keuntungan dan Syarat Daftar Beasiswa ADik 2023

Peran ayah dalam tumbuh kembang anak

Diana mengungkapkan, dalam tumbuh kembang anak, ayah juga memiliki peran cukup penting. Keterlibatan ayah dalam aktivitas bersama anak dapat menjadi kegiatan yang menstimulasi perkembangan kognitif.

Ada perbedaan gaya bicara antara ayah dan ibu, seperti ayah yang cenderung lebih mengarahkan, lebih singkat.

Bentuk komunikasi yang lebih kompleks dengan orang tua menuntut kemampuan bahasa yang lebih tinggi sehingga bisa menstimulasi perkembangan kognitif anak.

Selain itu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan akan mendorong perkembangan fungsi eksekutif lebih optimal.

Fungsi eksekutif berkaitan dengan kemampuan merencanakan, pengendalian diri, pemecahan masalah, dan atensi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com