MENARIK mencermati artikel Dr. Siti Murtiningsih berjudul "Tiga Tahun Merdeka Belajar" yang dirilis oleh Koran Kompas, 17 Mei 2023. Ada tiga hal yang disorot oleh Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada itu.
Pertama, soal hakikat pendidikan yang seharusnya diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia merdeka bukan untuk menyeragamkan pola pikir peserta didik sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara.
Pendidikan tidak sama dengan teaching (pengajaran), apalagi preaching (pemberian nasihat). Seharusnya pendidikan itu bersifat educating (mendidik).
Kedua, MBKM yang diintrodusir oleh Menteri Nadiem Makarim sejak awal 2020, hanya melahirkan kemerdekaan semu karena mahasiswa lebih diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan industri/dunia kerja dan gagal mengarah kepada pembangunan daya kritis dan adaptasi kompleksitas hidup.
Ketiga, interdisipliner dangkal yang tidak dilandasi pengkajian epistemologis yang khas masing-masing disiplin ilmu sehingga kebebasan mahasiswa untuk kuliah antarprodi hanya sebatas "suka-suka" dan mendapatkan pengetahuan baru tanpa kemampuan menyintesiskan displin yang berbeda antara prodi asalnya dengan prodi keduanya.
Terobosan yang dilakukan oleh Nadiem lewat program "Merdeka Belajar Kampus Merdeka" sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari situasi existing pendidikan tinggi Indonesia, yaitu 87 persen mahasiswa Indonesia mengaku salah mengambil jurusan (riset Integrity Development Flexibility) dan 80 persen lulusan perguruan tinggi Indonesia bekerja tidak sesuai dengan jurusan ketika kuliah.
Kampus-kampus di luar negeri telah memiliki sistem yang terarah untuk mengakomodasi spektrum multiminat bagi mahasiswanya.
Di Oxford University, misalnya, ditawarkan program Bachelor, Politics Philosophy and Economics (PPE) yang merupakan pilihan kuliah artis muda Maudy Ayunda dan juga menjadi almamater S1 dosen pembimbing tesis S2 saya.
Prodi PPE ini memberikan tawaran mata kuliah lintas disiplin, tapi kemudian pada tahun terakhir mahasiswa dibebaskan untuk memilih konsentrasinya apakah fokus ke Politik, Filsafat atau Ekonomi.
Di Australia dan Amerika Serikat cukup populer program Bachelor ataupun Master Business and Education, Management and Education. Di Eropa ada kampus yang menawarkan program S1 Politics, International Relations and Psychology.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.