"Penguasaan materi yang begitu banyak membuat kita harus mengkompensasi yang lain, yang lebih penting, yaitu life skill. Keterampilan presentasi, keterampilan negosiasi, keterampilan memberikan pendapat," jelas Bukik.
Bukik menganalogikannya dengan belajar memasak. Saat murid harus belajar 100 resep masakan, maka mereka hanya akan fokus menghafal semuanya.
Namun, jika hanya belajar lima resep, maka murid memiliki banyak waktu untuk mengeksplorasi.
Murid memiliki kesempatan untuk mempraktikkannya, menanyakan pendapatnya ke orang sekitar, menelusuri alasan penggunaan bahan yang digunakan, dan lain sebagainya. Mereka akan mendapatkan kompetensinya, tidak hanya hafal resep masakan.
Baca juga: Nadiem: Saat Ini Siswa Lebih Tenang dan Guru Bebas Berinovasi
Bukik berharap, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang sudah memasuki tahun ketiga akan semakin baik.
Segala capaian dalam bentuk praktik baik perlu terus dipublikasikan dan diperbincangkan.
"Salah satu tolok ukur keberhasilannya adalah ketika pertanyaan orangtua berubah, dari 'kamu dapat nilai berapa?' jadi 'kamu sudah bikin apa?' Murid bisa berkontribusi, bisa banyak berbuat untuk masyarakat dan Indonesia," tukas Bukik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.