Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Program Prioritas Badan Bahasa, Guru dan Murid Duduk Bersama

Kompas.com - 13/04/2023, 12:50 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

Hal itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara.

Salah satu caranya, diungkapkan bahwa sampai saat ini bahasa Indonesia menjadi materi pengajaran bagi penutur asing di 52 negara.

“Kami juga ingin dapat dukungan dari anggota DPR untuk memajukan martabat bangsa Indonesia melalui bahasa sehingga melalui program internasionalisasi bahasa Indonesia kita mendorong melakukan pembelajaran bagi penutur asing,” tutur Hafidz.

Sementara itu, Putra Nababan sebagai anggota Komisi X DPR RI mengatakan bahwa diseminasi ini merupakan upaya yang efektif mempertemukan guru, peserta didik, dan orangtua untuk membahas berbagai tantangan yang terkait dengan bahasa Indonesia.

“Diseminasi ini betul-betul langsung kita tukikkan kepada mereka yang bertemu. Artinya, kita mengajak para guru untuk bisa langsung membimbing anak didiknya, juga berkomunikasi dengan orangtuanya,” ungkap Putra Nababan.

Menurut dia, mengajak orangtua murid dalam acara seperti ini perlu dilakukan untuk meningkatkan literasi anak di lingkungan keluarga, termasuk yang berhubungan dengan budaya membaca.

Sebab, budaya membaca anak Indonesia cukup rendah dibanding negara lain.

“Mengajak orangtua adalah program yang perlu dilakukan dalam konteks literasi dan bahasa, terutama terkait dengan budaya membaca. Budaya membaca kita sangat rendah. Saya merasakan juga sebagai orangtua bagaimana harus terlibat meningkatkan literasi anak-anak kita di rumah,” ujar Putra.

“Menurut data UNESCO, yang gemar membaca hanya 1 dari 1.000 orang. Begitu juga kebiasaan membaca kita masih sangat rendah, hanya 4-5 jam per minggu, bukan per hari,” tambahnya.

Belum lagi dengan begitu dahsyatnya gempuran media sosial, YouTube, dan berbagai aplikasi daring. Hal itu membuat anak-anak lebih suka melihat gambar bergerak berupa video ketimbang membaca.

Putra pun menuturkan bahwa pandemi Covid-19 selama lebih dari 2,5 tahun membuat satu lompatan digital yang mungkin seharusnya baru dialami masyarakat Indonesia 10 tahun lagi.

Misalnya dengan komunikasi dan pertemuan yang dilakukan secara virtual, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam dunia pendidikan.

“Lompatan ada manfaat, tapi juga ada konsekuensinya. Tantangan ini yang harus dikomunikasikan. Para guru bicara terbuka dengan Badan Bahasa, tantangan yang ada di lapangan soal anak didik mereka, bahan bacaan, dan kurikulum yang digunakan. Badan Bahasa juga bisa mengomunikasikan program-program mutakhirnya sehingga jadi tools yang efektif bagi guru dan orangtua,” pungkas Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com