Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikud Mulai Program Sastra Masuk Kurikulum pada Juli-Agustus 2024

Kompas.com - 22/05/2024, 07:50 WIB
Sania Mashabi,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan menerapkan program Sastra Masuk Kurikulum pada sekitar Juli hingga Agustus 2024.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo dalam Media Briefing di Kantor Kemendikbud Ristek, Senin (20/5/2024) lalu.

"Implementasinya mulai tahun ini Juli - Agustus besok itu sudah bisa implementasikan sejalan dengan tahun ajaran baru sesuai kurikulum yang digunakan," kata Anindito.

Baca juga: P2G Dukung Kurikulum Merdeka Dilanjutkan Mendikbud Baru

Sastra Masuk Kurikulum

Menurut Anindito, sastra memiliki banyak manfaat bagi pelajar mulai dari memberikan pelajaran untuk memiliki perspektif berbeda dan berpikir kritis.

Kemudian, sastra juga bisa mengasah sisi sosial dan emosional siswa serta membuat mereka memiliki rasa empati terhadap sesama.

"Berlajar kritis karena pelajar diajak tidak terkurung pada perspektif dan pandangan dia sendiri," kata Anindito dalam Media Briefing di Kantor Kemendikbud Ristek, Senin (20/5/2024).

Anindito menjelaskan, pada program Sastra Masuk Kurikulum pemerintah akan meminta sekolah beserta guru-guru memasukkan unsur sastra melalui buku-buku sastra yang daftarnya disediakan oleh Kemendikbud.

Baca juga: Hardiknas 2024, Nadiem Beberkan Capaian Program Merdeka Belajar

Setelah itu, guru-guru bisa menggunakan buku dalam daftar yang sesuai dengan tema mata pelajaran yang ingin dibahas dalam kelas.

"Misalnya kalau saya guru sejarah yang sedang ada tema mengenai Hubungan Internasional atau perdagangan atau apa. Saya bisa mencari di dalam daftar ini karya sastra yang bisa saya gunakan untuk memantik keinginan tahuan siswa terkait tema itu," ujarnya.

Nantinya, Program Sastra Masuk Kurikulum itu tidak hanya ada di dalam kurikulum, tetapi juga masuk dalam kokurikulum.

Pada kokurikulum, fokus program tersebut pada pengasahan sisi sosial dan emosional lebih mengacu pada hasil akhir project base siswa melalui bacaan sastra.

"Kalau kita bicara kokurikuler untuk ini untuk dimensi sosial emosional. Seperti membuat puisi membuat drama dari novel-novel tersebut," jelasnya.

Baca juga: Perhimpunan Guru P2G Desak DPR Evaluasi Penerapan Merdeka Belajar

Hasil akhir program ini akan mengacu pada hasil apa yang akan dicapai guru dalam tema dan mata pelajaran yang diajarkan sesuai dengan ketentuan di Kurikulum Merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com