Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan Robot Pertanian, Siswa Indonesia Raih Medali Lawan 22 Negara

Kompas.com - 17/01/2023, 10:16 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Alkhan Abdiela Hidayat, murid Kelas 7 SMP Cikal Lebak Bulus berhasil meraih medali Perunggu dalam kompetisi International Youth Robotic Competition (IYRC) Korea melawan 22 negara yang digelar September 2022.

Alkhan mengharumkan nama Indonesia atas karya robotiknya bernama “Maculer” yang terinspirasi dari identitas Indonesia sebagai negara pertanian.

Pembuatan robot Maculer ia didedikasikan untuk menggemburkan tanah, memberi pupuk dan menyemprotkan bakterisida yang berfungsi mengobati hama bakteri dan jamur pada tanaman.

Tak hanya medali yang membuat bangga, Alkhan merupakan murid Pendidikan Inklusi yang mampu mendobrak keterbatasan akibat disleksia, diskalkulia serta dispraksia.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

Disleksia tak hambat prestasi

Sang Ibu, Puji mengatakan bahwa putranya merupakan anak dengan disleksia, yakni gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja.

Alkhan juga mengalami diskalkulia, yaitu kesulitan belajar dalam memahami matematika dan simbol-simbol matematika. Juga mengalami dispraksia, yaitu gangguan umum yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi).

Namun menariknya, matematika menjadi pelajaran yang disukai Alkhan sejak masih SD.

Puji dan juga ayah Alkhan percaya bahwa dengan dukungan penuh dari orangtua dan juga sekolah dengan pendidikan inklusi, Alkhan tetap dapat bertumbuh dan berkarya dengan percaya diri.

“Kami percaya setiap anak punya kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan Alkhan,
kami ingin Cikal sebagai sekolah Alkhan dapat membantu kami dan tentunya Alkhan untuk
bisa menerima kekurangan dan kelebihannya juga belajar untuk mengatasi kekurangannya
agar Alkhan bisa tumbuh dengan percaya diri dalam menggapai cita-citanya,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Ikut les robotik sejak SD dan gemar main lego

Alkhan bercerita, dirinya mulai belajar coding dan juga menyukai matematika sejak SD.

Bahkan, sejak SD ia kerap mengikuti berbagai kompetisi robotik di tingkat nasional maupun internasional dan meraih banyak medali.

“Aku mulai robotik sejak kelas satu SD, namun aku mulai sangat menyukai robotik sejak
bertemu dengan timku “Garuda Muda” dan bekerja sama untuk pertama kali di International
Youth Robotic Competition (IYRC) dan langsung mendapatkan Perunggu (bronze) internasional pertamaku,” cerita Alkhan.

Puji menceritakan bahwa Alkhan telah mengikuti les robotik sejak kelas 1 SD dan
senang sekali bermain lego sejak kecil.

“Alkhan mengikuti les robotik sejak kelas 1 SD waktu itu dimulai dari hal yang sederhana
seperti menyusun brick atau lego," ujar Puji.

Sebagai orangtua, Puji dan suami mendukung penuh Alkhan dengan memfasilitasinya seperti les hingga perlengkapan yang diperlukan.

"Meskipun kami tidak memiliki latar belakang di bidang robotik tetapi kami senang Alkhan bisa tahan berjam jam fokus saat otak-atik robotik,” ucapnya.

Baca juga: Satelit Nano Pertama Indonesia Meluncur ke Angkasa, Karya 7 Mahasiswa

Manfaatkan teknologi untuk pertanian

Alkhan berbagi cerita bahwa ia membutuhkan waktu dua bulan untuk persiapan lomba melawan 22 negara.

“Untuk lomba kali ini dari orangtua dan teman di komunitas robotik, aku bersama tim
mendaftar secara online, persiapan sekitar 2 bulan dan lombanya juga online. Pesertanya
sangat banyak dan dari banyak negara di seluruh dunia,” cerita Alkhan.

Ia mengungkapkan bahwa ide pembuatan robot Maculer terinspirasi dari identitas Indonesia sebagai negara agraris, namun, masih kurang dalam pemanfaatan teknologinya.

“Karya Maculer adalah project lanjutan dari karya-karya Robotikku sebelumnya yang
berhubungan dengan pertanian karena Indonesia negara agraris, namun sayangnya
pemanfaatan teknologi pertanian masih kurang. Maculer sendiri diambil dari kata “macul”
yang biasa petani kerjakan saat awal mengolah tanah,” ceritanya.

Alkhan menambahkan bahwa terdapat 3 fungsi yang dituju robot Maculer, yakni menggemburkan tanah, memberi pupuk dan menyemprotkan bakterisida (yang berfungsi mengobati hama bakteri dan jamur pada tanaman).

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

“Fungsi robot Maculer sendiri ada 3, yakni menggemburkan tanah, memberi pupuk dan semprot bakterisida. Tantangan pembuatan robot ini adalah saat mengerjakan coding, mencari tahu dan konsultasi dengan mentorku lalu terus mencoba mengkreasikan bentuk robotku yang bisa cocok dengan coding-nya sehingga robot bisa bekerja dengan baik sesuai yang diinginkan,” jelasnya dengan semangat.

“Aku bersyukur dan cukup senang atas posisi ketiga yang diraih, namun aku tidak akan
berhenti sampai di sini, aku akan berusaha lebih baik lagi karena aku pernah mendapatkan
gold di tahun-tahun sebelumnya," imbuh dia.

Di akhir bercerita Alkhan menyampaikan harapan dan impiannya menjadi seorang Arsitek
yang dapat memanfaatkan robotik dalam desain karya-karyanya di masa depan, seraya
mengasah hobinya di bidang olahraga basket.

“Aku ingin menjadi arsitek yang paham robotik dan memanfaatkan robotik kedalam
designku juga bisa terus menjalankan hobiku bermain basket sampai jago, aku mau jadi ahli
robotik tetapi aku lebih tertarik menjadi arsitek yang memahami robotik,” tutup Alkhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com