Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2022, 08:30 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com – Setelah kurang lebih dua tahun anak mengikuti pembelajaran dari rumah, di tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2022 ini, anak akan kembali belajar di sekolah 100 persen.

Salah satu tantangan yang kini tengah dihadapi orangtua ialah menerapkan kedisiplinan pada anak, baik soal dalam soal membagi waktu dan lainnya. Pasalnya, selama di rumah, anak cenderung lebih santai dalam mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Kini, anak tentu harus bangun lebih pagi untuk bersiap.

Belum lagi, lingkungan sekolah dan sosial memiliki banyak aturan yang perlu dipatuhi oleh anak. Itulah mengapa, kedisplinan perlu ditanamkan sejak dini.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

Di masa pandemi atau tidak, kedisiplinan merupakan salah satu karakter yang perlu dibangun dalam diri anak. Kelak, karakter ini dapat membantu anak mencapai kesuksesan di masa depan.

Merangkum platform pendidikan Sekolah.mu, penerapan disiplin yang dilakukan oleh orang tua di Jepang sangat menarik untuk menjadi inspirasi Ibu maupun Ayah.

"Apakah Ibu dan Ayah penasaran bagaimana anak-anak di Jepang usia 2 tahun mampu duduk tenang di dalam kereta?," tulis akun Sekolah.mu.

Menurut studi Kansas Association for Infant Mental Health yang berjudul "Disiplin dalam Anak Usia Dini", dalam menerapkan kedisiplinan pada anak, keluarga Jepang menekankan 3 (tiga) hal. Ketiga hal tersebut ialah kelekatan, empati dan harmoni.

Ini akan membuat anak-anak bergantung sepenuhnya kepada ibu. Namun, di lingkungan sosial, anak-anak justru taat dan belajar mandiri layaknya orang dewasa.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak yang Bisa Dilakukan Orangtua

1. Membangun hubungan erat antara orangtua anak

Orangtua di Jepang membentuk hubungan yang sangat emosional di masa 6 tahun pertumbuhan anak. Caranya, mereka melakukan pengasuhan sendiri dan minim bahkan tanpa bantuan pengasuh atau orang lain.

2. Orangtua menjadi panutan yang baik untuk anak

Orangtua di Jepang percaya bahwa sikap orangtua lebih mudah diikuti oleh anak-anak ketimbang nasihat.

Sehingga, mereka siap untuk menjadi contoh dan menunjukkan cara melakukan sesuatu, termasuk kedisiplinan.

Dengan begitu, orangtua tidak hanya memerintah anak untuk hal-hal yang dikehendaki, namun bersama-sama dengan anak melakukannya.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

3. Menanamkan sifat saling menghargai

Anak dibiasakan tidak memandang status atau jabatan setiap orang. Sehingga anak memiliki sikap yang sopan dan mampu menghargai orang lain.

4. Orangtua menghargai emosi anak

Anak diajarkan untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain, termasuk hewan, tumbuhan dan benda mati.

Tujuannya, agar anak mampu menghargai orang lain dan lingkungan di sekitarnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com