KOMPAS.com – Dalam mengoptimalkan aspek-aspek dalam kehidupan, seseorang perlu untuk menjaga keseimbangan, mulai dari bidang pendidikan hingga karier profesional.
Hal itulah yang selalu dipegang teguh Anisatur Rokhmah, mahasiswi Magister Manajemen Applied Business Analytics (MMABA) Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul).
Perempuan yang bekerja sebagai Engineering & Project Coordinator (PMO) di PT Solusi Energy Nusantara ini menilai, mengenyam pendidikan tinggi sembari meniti karier merupakan tantangan yang cukup berat, karena harus bisa membagi waktu secara tepat dan efisien.
Perempuan yang akrab disapa Anis ini mengatakan, menempuh pendidikan tidak mengenal kata terlambat atau terlalu tua. Pasalnya, akan selalu ada potensi baru yang perlu digali dan diaplikasikan secara langsung ke dunia kerja atau usaha.
Baca juga: Menginspirasi, Dua Srikandi Lulusan Prasmul Berhasil Temukan Karier Impian di Bidang STEM
“Kuliah di MMABA menjadikan kemampuan di bidang data analytics semakin berkembang, karena saya bisa menemukan korelasi bisnis perusahaan dengan data dan itu menjadi salah satu kemampuan yang berharga,” tutur Anis, seperti diwartakan ceritaprasmul.com, Senin (5/12/2022).
Anis melanjutkan, seseorang yang memiliki niat mengenyam pendidikan akan mudah menemukan titik tengah ketika menjalani kesibukan. Ia pun mencontohkan perjuangan dan komitmennya menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
“Tipsnya hanya perlu membagi beberapa hal menggunakan Eisenhower Matrix, patuhi secara disiplin untuk mengerjakan itu. Kalau kedisiplinan terjaga semua tugas bisa dikerjakan dengan baik tanpa sistem kebut semalam,” ujar Anis.
Eisenhower Matrix merupakan salah satu instrumen yang dapat membantu seseorang dalam menentukan prioritas suatu pekerjaan berdasarkan dengan urgensi dan kepentingan.
Baca juga: Lulusan Perdana S1 IBL Prasmul Beberkan Pengalamannya Belajar Regulasi Fintech dan Bekerja di DANA
Pada dasarnya, instrumen ini membagi pekerjaan dalam empat kategori, yakni do first (penting dan mendesak), schedule (penting namun tidak mendesak), delegate (tidak penting namun mendesak), dan don’t do (tidak penting dan tidak mendesak).
Dengan demikian, pembagian waktu akan terpakai dengan lebih efisien dan tiap individu menjadi tidak kewalahan dalam membagi waktu untuk pendidikan atau kesibukan lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.