Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Kompas.com - 06/12/2022, 17:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tenaga profesional psikolog dan psikiater berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang.

Meski sama-sama berkaitan dengan kesehatan mental yang bisa berupa kecemasan hingga depresi, namun dua profesi tersebut memiliki perbedaan lho.

Jurusan kuliah yang dipilih untuk menjadi seorang psikolog maupun seorang psikiater juga sangat berbeda.

Melansir laman sekolah BPK Penabur, Selasa (6/12/2022) dijelaskan perbedaan profesi psikolog dan psikiater.

Baca juga: Mau Jadi CPNS? Cek Sekolah Kedinasan Ikatan Dinas Vs Non-ikatan Dinas

Perbedaan psikolog dan psikiater

Siswa yang punya cita-cita menjadi psikolog atau psikiater, perlu tahu perbedaan diantara keduanya. Simak informasinya hingga tuntas ya.

1. Latar belakang pendidikan

Seperti yang sudah disampaikan, jurusan kuliah yang ditempuh seorang psikolog dan psikiater juga sangat berbeda.

Seseorang yang ingin menjadi psikolog harus menyelesaikan pendidikan S1 dari Ilmu Psikologi lebih dulu. Baru kemudian bisa melanjutkan program profesi untuk belajar praktik sebagai psikolog.

Sedangkan psikiater sebetulnya merupakan spesialisasi dari ilmu Kedokteran. Agar bisa berprofesi menjadi seorang psikiater, kamu harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mendapatkan dokter umum lebih dahulu.

Setelah mengantongi gelar dokter umum, kemudian bisa mengambil pelatihan residensi selama 4 tahun dengan pengkhususan di bidang psikiatri.

Setelah lulus dari masa residensi, psikiater akan memiliki gelar dokter dan Sp.Kj (Spesialis Kesehatan Jiwa).

Baca juga: Ingin Kerja di Kilang Pertamina? Lulusan Jurusan Ini Dibutuhkan

2. Penyebab gejala psikologi dilihat dari sisi yang berbeda

Perbedaan psikolog dan psikiater berikutnya yaitu bisa dilihat dari tugas atau pekerjaannya. Psikiater akan menyelidiki penyebab gejala psikologi menurut sisi medis, seperti kelainan susunan saraf sang penderita gangguan kejiwaan.

Psikiater juga bertugas untuk mendiagnosis penyakit kejiwaan pasien dan menentukan pengobatan yang harus dilakukan.

Sedangkan psikolog mencari penyebab gejala psikologi dari sisi non-medis. Seperti proses tumbuh kembang pasien selama anak-anak hingga dewasa, susunan keluarga, pola asuh, sampai pengaruh lingkungan sosial. Psikolog lebih fokus pada terapi psikososial untuk pikiran, emosi, dan perilaku pasien.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com