Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2022, 20:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengukuhkan dua guru besar baru.

Mereka adalah Prof. Weli dari bidang Ilmu Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Prof. Clara R.P. Ajisuksmo dari bidang Ilmu Psikologi dari Fakultas Psikologi.

Baca juga: 30 BUMN Buka Lowongan Kerja Lulusan Diploma, S1, dan S2, Ini Infonya

Pengukuhan dilakukan langsung oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko di Auditorium Y15, Kampus I Semanggi, Unika Atma Jaya, Jumat (02/12/2022).

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. A. Prasetyantoko memberikan ucapan selamat kepada kedua guru besar, Prof. Weli dan Prof. Clara R.P. Ajisuksmo atas pencapainnya sekaligus mengukuhkan kedua profesor tersebut sebagai profesor yang ke-23 dan ke-24 bagi Unika Atma Jaya.

Pengukuhan dua guru besar baru tentu menambah energi bagi Unika Atma Jaya.

Dengan tujuan untuk semakin mengembangkan kualitas mutu akademik dalam situasi pasca pandemi dengan dua disiplin ilmu yang saling mendukung bahkan melengkapi dalam penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.

"Peran lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting adalah menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (2/12/2022).

Penelitian dan kajian, sambung dia, juga dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa.

Daya saing saat ini, sebut dia, ditentukan oleh inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan secara maksimal. Kemampuan untuk mengembangkan, menghasilkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui riset yang unggul sangat penting dalam meningkatan competitive advantage suatu bangsa.

"Bahkan semakin dituntut lebih lagi kemampuan mengkomersialkan hasil riset sehingga menambah nilai bagi upaya perbaikan standar hidup maupun pertumbuhan ekonomi bangsa," ungkap dia.

Orasi ilmiah pertama dipresentasikan oleh Prof. Weli mengangkat tentang Kurikulum Sistem Informasi Akuntansi dalam Era Smart Society 5.0 Untuk Akuntan Profesional berkelanjutan.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Ungkap Alasan Ubah Mekanisme Seleksi Masuk PTN 2023

Dalam penelitian Prof. Weli di bidang ilmu ekonomi, isu disrupsi profesi akuntan yang diprediksi akibat transformasi digital pada era Revolusi Industri 4.0, sebenarnya merupakan peluang yang besar bagi seluruh insan pendidikan akuntansi.

"Kemajuan teknologi seharusnya membuat akuntan menjadi lebih mampu memenuhi keinginannya dalam bekerja," jelas dia.

Sementara orasi ilmiah oleh Prof. Clara mengenai pendidikan untuk anak marjinal yang tidak memarjinalkan. Apa yang terjadi pada zaman ini di mana kenyataannya karena kemiskinan keluarga, tidak semua anak dapat tepenuhi haknya di bidang pendidikan.

Hal itu membuat banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah.

Bahkan, jumlah anak laki-laki yang tidak sekolah lebih banyak daripada anak perempuan.

"Hal ini karena anak laki-laki dari keluarga miskin seringkali sudah dilibatkan dalam kegiatan ekonomi untuk membantu menunjang kehidupan keluarga," tutur dia.

Pada anak perempuan alasan putus sekolah lebih banyak karena menikah. Juga kenyataan, bahwa penduduk yang bekerja didominasi oleh tamatan SD ke bawah.

Baca juga: Intip 10 Jurusan Sepi Peminat di Undip, Referensi Daftar SNBT 2023

"Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih sangat rendah. Mutu sumber daya manusia Indonesia belum dapat memenuhi standar kemampuan yang menjawab kebutuhan pasar kerja. Selain itu, jumlah lulusan sekolah yang menjadi pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com