Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD-SMP di Surabaya Kini Bebas PR, Konselor Anak: Langkah Tepat

Kompas.com - 10/11/2022, 09:14 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya dan Dinas Pendidikan Surabaya mulai hari ini, Kamis (10/11/2022) resmi menghapus Pekerjaan Rumah (PR) untuk siswa di Surabaya jenjang SD-SMP.

Penghapusan PR ini dilakukan sebagai langkah mengurangi beban pembelajaran bagi siswa.

Sebagai gantinya, siswa akan mendapatkan 2 jam kelas pengayaan yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa. Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB.

Selama kelas pendalaman, siswa bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Konselor anak dari Sekolah Cikal Surabaya, Nerinda Rizky Firdaus, merespon baik kebijakan penghapusan PR yang menuntut anak mengerjakan soal-soal mata pelajaran di rumah.

“Jika menelusuri awal mula PR itu, maka awalannya adalah untuk membiasakan anak belajar di rumah. Namun, jika bicara tentang PR dan kaitannya dengan upaya memberikan tantangan pengembangan diri dan kompetensi anak, maka sebetulnya anak-anak itu sendiri akan tertantang bukan karena PR. Kenapa? Karena bagi sebagian anak PR itu malah menjadi beban,” ucap pendidik yang mengampu program Personal and Social Education (PSE) jenjang SD.

PR bukan solusi tingkatkan kompetensi anak

Nerinda menuturkan bahwa usulan penghapusan PR sebagai tugas sekolah yang dibawa ke rumah menjadi salah satu langkah yang tepat untuk direfleksikan bersama bagi semua pihak.

Ia mengatakan, yang dibutuhkan anak untuk memiliki kompetensi, menjadi sosok yang ingin tahu banyak hal, dan memiliki motivasi belajar bukanlah dengan PR berupa soal-soal.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

"Tetapi dengan pembelajaran bermakna yang memang diberikan dan adanya diferensiasi di kelas, baik itu topik belajar, pertanyaan yang memantik rasa ingin tahu anak, lalu juga penjelasan pentingnya belajar suatu topik apa kegunaan di kehidupan nyata, dan keterkaitannya di lingkungan atau diri sendiri,” ucapnya.

Tanpa PR, tentu kegiatan bersama orangtua di rumah akan lebih banyak dieksplorasi bersama keluarga.

Beberapa kegiatan bersama keluarga yang disebutkan oleh Nerinda antara lain, melakukan wawancara dengan orang tua terkait topik yang diminati anak, mengamati binatang peliharaan, menceritakan benda yang disukai atau favorit anak di rumah, mengamati bulan di malam hari, dan sebagainya.

Ajak anak lakukan lebih banyak kegiatan pengembangan diri

Nerinda menuturkan juga bahwa dalam setiap proyek atau referensi kegiatan yang diberikan untuk dilaksanakan bersama keluarga di rumah, guru dapat memfokuskan ada pengembangan diri anak.

Baca juga: Cerita Naira, Siswa Kelas 11 Raih Medali di Olimpiade Kedokteran Nasional

“Kami memang fokusnya itu memantik tantangan anak melalui feedback. Meski tak ada angka, tetapi tetap ada kategori penilaian dan pengembangan diri, dan melihat dari refleksi pengembangan diri anak. Jadi, bukan hanya beri tugas dikumpulkan dan dinilai," paparnya.

"Kita lebih membangun pendekatan atas proyek itu kenapa kita melakukan itu di rumah, apa pentingnya, kendalanya apa? Apa yang sulit mengapa? Selalu ada diskusi dan memfasilitasi pilihan kegiatan murid,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com