Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil 9 Tokoh Pertempuran 10 November 1945

Kompas.com - 10/11/2022, 08:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertempuran Surabaya atau Peristiwa 10 November 1945 merupakan peperangan pertama yang terjadi pasca Indonesia merdeka dan melahirkan banyak tokoh pejuang.

Latar belakang terjadinya Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya adalah datangnya pasukan Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby pada 25 Oktober 1945.

AWS Mallaby kala itu melanggar kesepakatan yang dibuat dengan Indonesia dan memantik protes keras dari masyarakat. 

Peristiwa ini memuncak setelah AWS Mallaby tertembak dan penggantinya, Mayor Jenderal EC Mansergh mengeluarkan ultimatum agar para pejuang di Surabaya menyerah.

Baca juga: Mengapa Hari Pahlawan Diperingati Pada 10 November?

Alhasil, pertempuran antara pejuang di Surabaya dengan pasukan Sekutu tidak dapat dihindarkan, yang mencapai puncaknya pada 10 November 1945.

Tanggal 10 November kemudian dijadikan Hari Pahlawan karena dahsyatnya pertempuran tersebut. Namun, siapa saja tokoh-tokoh Pertempuran Surabaya atau tokoh pada 10 November 1945? 

1. Bung Tomo

"Merdeka atau mati" Adalah kalimat paling populer, ikonik dari Bung Tomo atau Sutomo yang ia sampaikan kepada para pejuang sebelum pertempuran 10 November 1945.

Saat peperangan terjadi di Surabaya, Bung Tomo memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) di Surabaya.

2. Gubernur Suryo

Dilansir dari laman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau dikenal sebagai Gubernur Suryo adalah warga asli Magetan dan sempat menjadi Bupati Magetan ke-13.

Lalu diangkat sebagai Gubernur Jawa Timur pada 5 September 1945. Karena posisinya sebagai Gubernur Jawa Timur, tentu ia banyak terlibat dalam urusan kemerdekaan Indonesia.

Ia ikut mendeklarasikan bahwa Surabaya harus dipertahankan. Saat pertempuran Surabaya, pemerintah pusat di Jakarta menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Gubernur Suryo. 

3. Mayjen Sungkono

Ketika pecah Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Mayjen Sungkono, menjabat sebagai komandan BKR Kota Surabaya yang bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan seluruh kota.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com