Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Mahasiswa Unair Jadi Pembicara di FBI karena Bongkar Kasus Ini

Kompas.com - 12/10/2022, 08:33 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yakni Eko Mangku Cipto dan Harianto Rantesalu berhasil meraih prestasi di negara Amerika Serikat.

Kedua mahasiswa Unair ini mendapat apresiasi bukan karena juara suatu kompetensi atau lomba.

Namun keduanya meraih prestasi karena berhasil membongkar kasus DMV Website Scampage milik pemerintah Amerika Serikat.

Karena keberhasilannya tersebut, dua mahasiswa Magister Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) ini resmi diundang oleh pemerintah Amerika Serikat ke markas besar Federal Bureau Investigation (FBI) di Cleveland, Ohio.

Baca juga: Cek Syarat dan Berkas untuk Daftar Beasiswa Unggulan 2022

Mahasiswa Unair berhasil bongkar kasus pemalsuan website

Kedua mahasiswa ini berhasil membongkar kasus DMV Website Scampage milik pemerintah Amerika Serikat.

Dalam kesempatan tersebut, keduanya menjelaskan tentang bagaimana teknik penyelidikan dan penyidikan terhadap dua tersangka kasus pemalsuan website yang kini telah resmi ditahan pihak kepolisian.

Sekilas informasi, sebelumnya terjadi kasus kejahatan pemalsuan website oleh dua orang WNI terhadap situs resmi pemerintah Amerika Serikat sempat menghebohkan publik di sana.

Hal ini bisa terjadi karena dua pelaku scammer tersebut secara sengaja memalsukan website dengan tujuan mendapatkan data pribadi warga negara Amerika.


Baca juga: 9 Guru Besar Mendaftar Bakal Calon Rektor UNS Periode 2023-2028

Diduga motif kejahatan yang mereka lakukan adalah untuk menyalahgunakan dana bantuan Covid-19 bagi warga negara Amerika dan menjualnya untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Eko mengatakan, kasus yang dalam penanganannya melibatkan dua institusi yaitu FBI (Federal Bureau of Investigation, Red) dan Polda Jawa Timur dengan tim siber Ditreskrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Red).

"Menurut Kapolda Jatim, Nico Afinta data pribadi tersebut digunakan untuk mencairkan dana PUA (Pandemic Unemployment Assistance) atau dana bantuan untuk pengangguran warga negara Amerika senilai USD 2000 setiap satu data orang dan juga untuk dijual lagi seharga USD 100 setiap satu data orang," papar Eko seperti dikutip dari laman Unair, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Daftar Beasiswa Unggulan 2022 Kemendikbud, Ini Cara Buat Akunnya

Selain itu, kedua mahasiswa Unair ini juga berhasil memperoleh informasi terkait data yang berhasil pelaku dapatkan melalui percakapan Whatsapp dan Telegram berjumlah sekitar 30.000 data.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com