Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Berkembang, Pembaca Buku Kini Beralih ke Digital

Kompas.com - 11/10/2022, 18:32 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Penetrasi teknologi digital berdampak kepada timbulnya pergeseran kebiasaan membaca buku. Saat ini, para pembaca dimudahkan untuk mendapatkan informasi melalui gawai yang mereka miliki.

Seiring dengan penetrasi teknologi digital, penerbit juga dihadapkan dengan tuntutan baru untuk beralih menggunakan platform digital guna meningkatkan penjualan bukunya.

Baca juga: 5 Negara yang Penduduknya Paling Malas di Dunia, Indonesia Nomor 1

"Tidak hanya buku tercetak, penerbit harus mampu menjual buku berformat digital," ucap Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Mariana Ginting dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022).

Berdasarkan pengamatannya, hasil tugas akhir mahasiswa jarang dibaca oleh masyarakat karena bahasa yang digunakan kaku, sehingga kurang menarik.

Demi menambah jumlah penulis di Indonesia, dia menyarankan agar dibuat regulasi atau kebijakan yang mewajibkan setiap lulusan akademik selain skripsi, tesis, disertasi, juga menulis buku populer yang ber-ISBN sesuai dengan minat mahasiswa bersangkutan.

"Dengan demikian, karya dan jumlah penulis akan bertambah serta topik yang dibahas juga akan bervariasi," ujar dia.

Selain itu, perlu adanya jaringan penerbit yang kuat dan dapat berbagi sumber daya sehingga penyebaran terbitan akan menekan biaya distribusi dan membuat harga buku lebih murah.

Pustakawan Ahli Utama, Kamaludin memaparkan, pustakawan juga berperan dalam penataan sumber daya audiovisual terintegrasi nasional.

Baca juga: Rektor UGM Tegaskan Jokowi Adalah Alumnus UGM

Dia mendapati kondisi bahwa sumber daya audiovisual yang dimiliki empat lembaga yakni LIPI, LAPAN, BPPT, dan BATAN yang tergabung dalam BRIN, belum terintegrasi.

Pengintegrasian sumber daya audiovisual secara nasional diharapkan dapat menjadi modal pengembangan budaya riset.

"Peran dan tanggung jawab yang diampu oleh pustakawan ini harus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di dalam maupun di luar instansi," ucapnya.

Pustakawan Ahli Utama Sekretariat Daerah Bali, Luh Putu Haryani memaparkan orasi ilmiah dengan tema Peran Perpustakan dalam Pembinaan Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dengan Layanan INVOKASI.

Dia menjelaskan, layanan perpustakaan di lembaga pembinaan tidak hanya sebagai tempat peminjaman buku.

Namun juga membina anak dengan layanan Inklusi, Advokasi, dan Edukasi (INVOKASI).

Baginya, anak adalah harapan bangsa di masa yang akan datang sehingga kehidupannya wajib diperhatikan dengan baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com