Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini 6 Penyakit Akibat Sering Kesemutan

Kompas.com - 05/09/2022, 22:45 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika sering mengalami kesemutan, jangan sampai kamu menganggap enteng hal itu.

Kesemutan adalah rasa seperti tertusuk-tusuk di sekujur telapak kaki, terbakar dan mati rasa di bagian tubuh tertentu.

Istilah medis untuk kesemutan adalah parestesia. Kesemutan yang berlangsung lama atau berulang-ulang dapat menandakan kondisi yang berbahaya.

 

Bayangkan saja, penyebab kesemutan bisa menandakan gagal ginjal, stroke, diabetes, dan masih banyak lagi.

Mengapa kesemutan bisa menjadi penyebab penyakit berat? Berikut penjelasannya dari Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya Era Catur Prasetya.

Baca juga: 5 Cara Atasi Kulit Berminyak secara Alami, Ini Kata Dosen UM Surabaya

Menurut Catur, penyebab kesemutan bisa timbul karena aktivitas yang terlalu tegang dan dalam waktu lama.

Kesemutan merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh.

"Kesemutan yang terjadi diiringi gejala lain, perlu diperhatikan. Kesemutan bisa saja menjadi awal gejala penyakit atau sebaliknya, karena penyakit yang diderita," ucap Catur dilansir dari laman UM Surabaya.

Berikut tanda atau gejala penyakit yang tidak boleh dianggap enteng akibat sering kesemutan.

1. Diabetes Mellitus

Catur mengatakan jika kesemutan diiringi dengan rasa haus, seringnya intensitas buang air kecil, berat badan turun walaupun banyak makan, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada telapak kaki, segera lakukan pemeriksaan.

Bisa jadi ini adalah gejala lain komplikasi Diabetes Mellitus (kencing manis).

2. Gagal ginjal

Penyebab kesemutan juga bisa terjadi karena kekurangan kalsium.

Kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf.

Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, termasuk masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan Hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).

3. Trauma kompresi saraf

Kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan atau cedera pada tulang belakang.

 Baca juga: Cacar Monyet Rentan Serang Anak-anak, Ini Kata Dosen UM Surabaya

Cara mengatasi kesemutannya adalah dengan konsultasi ke rumah sakit untuk mencari penyebabnya dan dilakukan fisioterapi.

4. Rematik

Kesemutan bisa juga mengakibatkan Rheumatoid Arthritis (rematik). Menurut Merck Medical Library, Rheumatoid Arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tekanan dan pembengkakan yang akan memicu kesemutan di kaki.

"Usahakan agar kaki tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi," ucap dia.

5. Jantung

Catur menambahkan, untuk penderita penyakit jantung, kesemutan bisa terjadi karena ada darah yang membeku dan menempel, sehingga terbawa aliran darah ke otak.

Jika bekuan darah tersebut menyerang daerah sistem saraf sensorik, maka akan terjadi kesemutan pada beberapa bagian tubuh atau hanya sebelah.

Namun jika yang terserang adalah daerah sistem motorik, maka cenderung akan terjadi kelumpuhan.

6. Stroke ringan

Kesemutan bisa sebagai pertanda stroke ringan.

Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat.

Gejala lain yang muncul, rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.

Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun.

Kondisi ini harus ditangani. karena bisa berkembang menjadi stroke berat.

"Melakukan pola hidup sehat adalalah cara mengatasi kesemutan yang paling mudah. Perbanyak konsumsi vitamin B kompleks karena berfungsi untuk metabolisme tubuh yang memelihara fungsi saraf," tutup Catur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com