Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2022, 19:45 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Cacar monyet atau Monkeypox merupakan penyakit berasal dari virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).

Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam Poxviridae. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini disebut 'monkeypox'.

WHO mencatat cacar monyet telah tersebar hampir di 76 negara yang terkena dampak wabah.

Baca juga: 3 Mahasiswa UM Surabaya Raih 7 Medali ASEAN University Games

Di negara-negara yang terkena dampak sebelumnya, yang sebagian besar berada di Afrika Barat, dari berbagai latar belakang dan usia. Sedangkan negara Kawasan ASEAN melaporkan kejadian cacar monyet yakni Singapura, Thailand dan Philipina.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Gina Noor Djalilah menjelaskan cacar monyet merupakan kategori zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Saat ini mulai ditemukan kecenderungan dapat terjadi penularan antar manusia.

Virus monkeypox ini dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar).

“Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut). Sementara penularan antar manusia yakni melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang atau benda terinfeksi/terkontaminasi,” jelas Gina dilansir dari laman UM Surabaya.

Baca juga: Psikolog UM Surabaya: Ini 4 Dampak Saat Bangun Tidur Langsung Buka HP

Menurut Gina, dosen yang sekaligus spesialis anak cacar monyet lebih rentan terjadi pada anak-anak terutama bayi.

Sehingga, orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan dan lingkungan buah hati.

“Kasus fatal cacar monyet yang terjadi pada anak, menurut catatan WHO sebagian besar terjadi pada kelompok anak yang berumur 9-15 tahun, bahkan, pernah berdampak pada kematian anak-anak di Afrika,” imbuhnya.

Gina menjelaskan gejala yang dialami adalah demam sumer yang disertai ruam kemerahan dengan bintil-bintil merah di kulit.

Lalu bintil-bintil merah itu akan membesar dengan berisi cairan dan dapat juga cairan itu berubah menjadi nanah. Cairan pada bintil merah tersebut yang sangat berpotensi menularkan pada orang lain.

Gina mengatakan pencegahan cacar monyet pada anak dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan yang aman. Menjaga protokol kesehatan dengan memakai masker.

Mencuci tangan pada air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah memegang barang terinfeksi atau terkontaminasi.

Baca juga: Apa Beda Cacar Biasa dengan Cacar Monyet? Cek Gejalanya

Mencuci tangan pada air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah memegang bayi atau anak untuk disuapi, dimandikan dan kegiatan-kegiatan harian yang erat dengan kontak.

Menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) untuk mencegah segala penyakit menular.

“Terakhir segera ke dokter jika menemukan gejala minimal cacar monyet, jangan tunggu hingga menyebar di seluruh tubuh. Lengkapi imunisasi pada anak untuk pencegahan berbagai penyakit menular,”pungkasnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com