Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Minum Teh Setelah Makan, Dosen UM Surabaya: Ini 3 Bahayanya

Kompas.com - 24/07/2022, 15:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan minum teh setelah makan banyak digemari oleh siapapun.

Meski kandungan kafein teh lebih kecil dibanding kopi, tapi bila dikonsumsi terus menerus dan berlebihan, maka akan memberikan dampak negatif.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung, Psikolog Unair: Perlu Kesehatan Mental

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya Ira Purnamasari, selain mengandung kafein, teh juga mengandung tanin.

Tanin itu bersifat antioksidan dan dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh

Akan tetapi, kata dia, bila tanin dikonsumsi secara berlebihan maka akan mengganggu kesehatan tubuh.

Dampak pertama yang ditimbulkan adalah anemia.

Dia mengaku, tanin yang terkandung dalam teh dapat mengikat zat besi dalam makanan

Apalagi jika teh dikonsumsi bersamaan dengan makan, secara otomatis akan mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh.

Di mana zat besi dibutuhkan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah. Pada sel merah ini terdapat hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Baca juga: Mahasiswa UNY Ini Kenalkan Pempek di Jerman

"Jadi secara otomatis jika kita mengonsumsi teh secara berlebihan maka akan mengakibatkan anemia yang lebih dikenal penyakit kurang darah, dengan munculnya gejala seperti lesu, lelah, letih, lemah, dan lunglai (5L).

Kedua adalah mengalami gangguan pencernaan.

Dia menyebut, kafein yang terkandung dalam teh dapat meningkatkan asam lambung yang menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan hingga muncul gejala mual, nyeri ulu hati, dan diare jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong.

Bahaya yang lebih ngerih adalah mengalami GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yakni asam lambung naik hingga kerongkongan yang mengakibatkan dada dan tenggorokan terasa panas dan terbakar.

Bahaya yang ketiga adalah diabetes.

Dia menegaskan, teh yang dikonsumsi sewajarnya bisa berdampak bagi kesehatan.

Baca juga: Aturan PSE, Pakar UGM: Tingkatkan Keamanan Data Indonesia

"Akan tapi jika dikonsumsi berlebih ditambah dengan gula dan susu tinggi lemak, maka akan mengakibatkan peningkatan kadar gula darah (diabetes)," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com