Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung, Psikolog Unair: Perlu Kesehatan Mental

Kompas.com - 23/07/2022, 06:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus ibu yang membunuh anak kandung (bayinya) bisa jadi sering terdengar di telinga kita.

Baru-baru ini, seorang ibu di Surabaya, Jawa Timur tega membunuh bayi kandungnya sendiri yang berusia 5 bulan.

Baca juga: Mahasiswa UNY Ini Kenalkan Pempek di Jerman

Mirisnya seolah tidak ada rasa penyesalan, setelah kematian bayinya pelaku malah pergi berlibur bersama suaminya.

Menanggapi kejadian itu, Pakar Konseling dan Psikologi Keluarga Fakultas Psikologi Unair, Prof. Nurul Hartini angkat suara.

Dia menekankan perlunya persiapan mental bagi seorang calon ibu. Karena, sehat mental adalah modal utama.

Menurut World Health Organization (WHO), kata dia, ada 5 hal yang dapat menjadi acuan terkait kesehatan mental. Kelimanya, yakni secara biologis, psikologis, sosiologis, kultur, dan spiritual.

"Jika dari kelima hal tersebut ada yang tidak sehat, maka turut berpengaruh pada kesehatan mentalnya," kata Prof. Nurul seperti melansir laman Unair, Jumat (22/7/2022).

Mental yang tidak sehat, bilang dia, akan memiliki pengaruh signifikan terhadap seseorang, tidak terkecuali seorang ibu.

Dalam kondisi Kesehatan mental yang sangat tidak baik dapat menjadi faktor pemicu seorang ibu melakukan perbuatan keji, bahkan terhadap orang terdekatnya.

Baca juga: Aturan PSE, Pakar UGM: Tingkatkan Keamanan Data Indonesia

"Jadi, ibu yang tega membunuh anaknya pasti berada dalam kondisi mental tidak sehat. Mereka kemudian mudah melakukan hal-hal yang jauh dari norma atau yang tidak diharapkan dari peran sebagai seorang ibu. Karena, seorang ibu seharusnya mengayomi dan menyayangi anak-anaknya," ujar Prof. Nurul.

Dia menyatakan, kesehatan mental sebenarnya dapat diidentifikasi sejak dini. Dalam hal itu, memerlukan peran dari orang-orang terdekat.

"Orang terdekat bagi seorang ibu, yakni suami atau anggota keluarga lain, hendaknya memiliki empati dan kepedulian yang tinggi agar tahu kondisi mental seorang ibu sejak dini. Karena, pastinya ketika seseorang dalam kondisi mental yang tidak sehat, akan terjadi perubahan perilaku," jelasnya.

Lanjut dia menjelaskan, seseorang dengan mental tidak sehat, cenderung menutup diri.

Biasanya orang itu menghindar dari lingkungan sosialnya, menutup komunikasi dengan orang-orang sekitar, dan perubahan lainnya.

"Pada dasarnya perubahan perilaku tersebut bermula dari hal kecil dalam kesehariannya," tegas dia..

Jika orang-orang di lingkungan sekitar ibu berempati dan peduli, maka mereka dapat segera melakukan tindakan penanganan dini.

Sebagai seorang awam, mereka kemudian dapat memfasilitasi sang ibu agar bisa berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Baca juga: Pakar Psikologi Unair: Ini 2 Kunci Jaga Keutuhan Keluarga

"Dengan penanganan sedini mungkin maka harapannya kejadian ibu bunuh anak kandung tidak kembali terulang dan bisa diminimalkan. Karena, pengasuhan anak juga tidak seharusnya berada di tangan ibu yang tidak sehat secara mental," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com