Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formula E Jakarta, Dosen UGM: Komitmen Wujudkan Zero Emission

Kompas.com - 06/06/2022, 10:34 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Usai sukses menggelar ajang balap motor dunia MotoGP, Indonesia kembali menyelenggarakan event berskala internasional yakni Formula E, Sabtu (4/6/2022) kemarin.

Bahkan kehadiran Presiden Joko Widodo pada ajang Formula E Jakarta juga jadi salah satu untuk menunjukkan komitmen yang konsisten dalam mewujudkan transisi energi guna memberikan kontribusi pencapaian zero emission.

Tak hanya itu saja, konsep zero emission yang diusung dalam ajang tersebut terwujud dari penggunaan kendaraan ramah lingkungan, peniadaan plastik sekali pakai, dan pembangunan sirkuit yang mengedepankan aspek lingkungan.

Baca juga: Bau Sampah Hilang Pakai Cairan Buatan Mahasiswa UGM

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Fahmy Radhi, Formula E yang mengusung konsep sustainable merupakan salah satu kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya beralih ke kendaraan ramah lingkungan.

Kampanye migrasi kendaraan listrik

Ajang ini, dinilainya, sangat baik untuk membuktikan bahwa kendaraan listrik ramah lingkungan bisa digunakan di arena balap, serta membuktikan bahwa energi listrik yang digunakan di kendaraan bermotor juga aman.

"Kampanye ini sangat penting untuk mendorong migrasi dari kendaraan fosil ke kendaraan listrik," ujarnya, dikutip dari laman UGM, Senin (6/6/2022).

Fahmy memberikan pandangan, sektor transportasi fosil menyumbang sebesar 24,64 persen emisi. Angka tersebut merupakan terbesar kedua setelah industri produsen energi sebesar 43,83 persen.

Disusul manufaktur dan konstruksi sebesar 21,64 persen, dan sektor lainnya sebesar 4,13 persen. Untuk itulah pemerintah juga serius dalam membangun industri mobil listrik di Indonesia.

Baca juga: Dokter RSA UGM Beberkan Cara Mengelola Limbah Masker

Ini terlihat dari ketegasan Presiden Joko Widodo yang melarang ekspor nikel, yang harus dihilirisasi salah satunya untuk menjadi bahan baku pabrik baterai.

Kemudian membangun pabrik baterai di Indonesia, hingga melakukan perbincangan serius dengan Elon Musk yang sudah berpengalaman dalam industri mobil listrik.

Tak hanya itu saja, keseriusan pemerintah ini dibuktikan dengan mengundang investor yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Dukung komitmen Presiden Jokowi

Meskipun sudah memiliki pabrik baterai, Indonesia tetap masih membutuhkan teknologi, dan harus belajar banyak dari negara yang telah berpengalaman seperti:

1. Amerika

2. Korea

3. Jepang

Harapannya, ajang Formula E memberikan kontribusi sangat signifikan. Sayangnya, tidak semua komponen bangsa mendukung penyelengaraan event internasional itu.

Menurutnya, BUMN Pertamina dan PLN seharusnya mendukung penuh penyelenggaraan Formula E.

Baca juga: Mahasiswa UPN Jogja Inovasi Limbah Ikan untuk Budidaya Hidroponik

"Tidak hanya untuk menyukseskan penyelenggaraan ajang Formula E, tetapi juga untuk mendukung komitmen Presiden Jokowi dalam pembangunan keterkaitan industri kendaraan listrik untuk mewujudkan zero emission," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com