Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UPN Jogja Inovasi Limbah Ikan untuk Budidaya Hidroponik

Kompas.com - 04/06/2022, 10:01 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta (UPN Jogja) membuat inovasi. Sistem inovasi ini disebut Integrated Eco Hexagon Verticulture atau EHV.

Menurut dosen pembimbing dari kelompok tersebut, Ayu Utami, S.T., M.S., tim itu berhasil menginovasi limbah ikan sebagai budidaya hidroponik.

Bahkan inovasi ini berhasil masuk ke dalam tahapan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022.

Baca juga: Di IISMA 2022, 4 Mahasiswa UPN Jogja Lolos Seleksi

Dijelaskan, dalam kelompok tersebut terdapat dua disiplin ilmu yang digunakan dalam penyusunan proposal PKM. Menyatukan ide dari disiplin ilmu Fakultas Pertanian dengan ilmu dari teknik membutuhkan diskusi lebih banyak.

Tentu agar ide yang disampaikan bisa diintegrasikan dan dapat diimplementasikan dengan baik.

"Ide-ide kreativitas mahasiswa yang begitu beragam dan kritis memberikan harapan masa depan Indonesia yang lebih baik. Bangga terhadap ide-ide kreatif yang disampaikan mahasiswa," ujarnya dikutip dari laman UPN Jogja, Jumat (3/6/2022).

Ia juga mangatakan, membuat karya adalah salah satu perwujudan untuk memberikan manfaat. Menjadi produktif juga adalah salah satu cara dalam mendapatkan keberkahan waktu sehingga waktu yang dihabiskan dimasa muda bermanfaat.

Adapun tim mahasiswa UPN Jogja itu terdiri dari Dyah Ajeng Kusumaningrum selaku ketua dan beranggota Dian Kartika Utami, Alya Talitha Larasati, Muhammad Hilmy Raihan Azhari, dan Riska Ariyani.

Baca juga: UPN Jogja Buka Seleksi Mandiri, Ada Jalur Bela Negara

Maksimalkan hasil pertanian di lahan sempit

Sedangkan Dyah Ajeng selaku ketua dari kelompok PKM tersebut menyatakan kompetisi ini berskala nasional dan dibagi menjadi beberapa tahap seleksi.

Secara sederhana, Integrated Eco Hexagon Verticulture merupakan inovasi di bidang pertanian di mana menerapkan sistem pertanian hidroponik secara vertikultur dengan ecobrick sebagai dinding penyangganya.

Nama Hexagon sendiri merepresentasikan bentuk dari inovasi ini yang mana berbentuk segi enam.

Hal ini terinspirasi dari bentuk sarang lebah dengan tujuan memaksimalkan hasil pertanian dengan lahan sempit.

Di dalam segi enam tersebut dialirkan kolam nila yang berguna sebagai pupuk tambahan bagi tanaman hidroponik.

Sedangkan tanaman hidroponik yang dikembangkan adakan sawi pakcoy. Air akan mengalir malalui selang dari kolam ikan ke tanaman dengan pompa dan akan terintegrasi lagi ke kolam.

"Menyatukan lima kepala ke dalam satu karya bersama bukanlah hal yang mudah. Banyak diskusi dan perdebatan yang harus dilalui demi mendapatkan kata mufakat serta menyamakan waktu dari tiap anggota yang memiliki kesibukan berbeda juga menjadi sebuah tantangan," ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, proses pembuatan proposal dan desain dilakukan berulang kali dikarenakan ada pembaruan ide dan sempat beberapa kali mengalami kendala dalam pengembangan inovasi.

Baca juga: Webinar UPN Jogja Kenalkan PR, Profesi Cerah Masa Depan

"Selain itu, komunikasi antar anggota juga dilakukan secara online yang terkadang akan terjadi miskomunikasi antara anggota dalam pengerjaannya," terang Dyah.

Namun menurut Dyah, kegiatan ini sungguh berkesan dikarenakan banyak tantangan dalam pembuatan proposal dan desain serta perdebatan yang sering terjadi.

Namun dibalik itu, ia berusaha dengan keras dalam menyusun proposal yang terkadang mengurangi jam tidur para mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com