Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Sampah Hilang Pakai Cairan Buatan Mahasiswa UGM

Kompas.com - 04/06/2022, 13:57 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air lindi, dikenal sebagai air hujan yang bercampur dengan sampah.
Baunya tidak sedap, sering membuat siapapun yang terciprat air ini terganggu.

Tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap, air lindi juga membahayakan lingkungan dan dapat berdampak terhadap kesehatan jika tidak diolah dengan benar.

Akan tetapi, di tangan Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Raina Nura Anindhita, air lindi berhasil disulap menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Raina berhasil mengolah air lindi menjadi formula untuk menetralkan bau sampah bernama Eco Lindi.

“Eco lindi ini dibuat dari air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat, dan katalis organik dan hasilnya terbukti bisa menghilangkan bau tak sedap sampah,” jelasnya, dilansir dari laman UGM.

Baca juga: Udara Makin Dingin Tanda Fenomena Bediding, Apa Itu?

Mahasiswi asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo ini menjelaskan pembuatan eco lindi cukup sederhana dan mudah.

Mula-mula beberapa bahan di antaranya air lindi, molase, asam sulfat dan katalis disiapkan terlebih dahulu.

Jika semua bahan telah siap, Raina kemudian mencampur seluruh bahan dalam satu wadah.

Dia menjelaskan, dalam satu hari dirinya mampu memproduksi 10 ribu liter eco lindi.

Sementara untuk cara penggunaannya, lanjut dia, cairan hanya disemprotkan ke timbunan sampah.

Selanjutnya, dalam waktu kurang dari 10 menit eco lindi akan bereaksi menetralkan bau sampah.

“Reaksinya sekitar 3-10 menit setelah disemprotkan ke sampah tidak tercium bau lagi,” terangnya.

Baca juga: Peneliti UGM Ungkap Faktor Penyebab Tingginya Curah Hujan

Eco lindi telah diujicobakan untuk mengatasi persoalan bau di tempat pembuangan akhir (TPA) dan lingkungan pasar.

Selain itu juga di peternakan. Hasilnya, formula ini dinyatakan aman untuk ternak.

“Formula ini dapat diaplikasikan di semua limbah yang memproduksi bau selain itu juga bisa digunakan sebagai pupuk,” tuturnya.

Raina mengungkapkan pengembangan eco lindi ini hasil dorongan dari sang ayah yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo.

Ia ditantang ayahnya untuk ikut mencari solusi atas persoalan sampah di TPA, terutama mengatasi bau sampah.

“Proses penetralan bau dan komposting yang biasa dilakukan memerlukan waktu sekitar 6-8 minggu. Saya ditantang ayah untuk mempersingkat waktu menghilangkan bau dan setelah melalui diskusi dan berbagai kajian akhirnya ketemulah formulasi eco lindi ini,” katanya.

Baca juga: 2 Makanan Ini yang Atasi Kulit Keriput dan Kusam

Inovasi yang dikembangkan Raina ini tidak hanya memberikan alternatif solusi dalam mengatasi persoalan lingkungan. Namun juga berhasil menyabet penghargaan Trash Control Heroes dari Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com