Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM Sebut Banjir Rob Semarang Bisa Sebabkan Penurunan Tanah

Kompas.com - 25/05/2022, 14:24 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Bahkan beberapa kegiatan mitigasi sudah dilakukan, misalnya kegiatan pemerintah pusat bersama Pemkab Pekalongan dengan membuat sumur pompa, pembangunan tanggul dan lain-lain.

Untuk ke depan, Bachtiar berharap jika terjadi penurunan muka tanah maka yang perlu mendapat perhatian adalah terkait tata ruang.

Menurutnya perlu diatur untuk penggunaan lahannya, khususnya yang berada di wilayah pesisir agar tidak terlalu masif.

Demikian pula yang menyangkut industri skala besar beserta penggunaan air tanah yang biasanya kapasitas pemakaiannya jauh lebih besar dibanding pemakaian masyarakat biasa. Hal-hal semacam ini perlu diatur secara khusus.

“Kita berharap ada semacam moratorium atau peraturan yang melarang penggunaan air tanah yang di skala industri atau seperti apa itu perlu dilakukan juga," ungkapnya.

Ia mengatakan hal tersebut, agar peristiwa Demak beberapa waktu lalu tidak terulang kembali. Peristiwa di Demak mengakibatkan satu desa hilang karena rob dan terjadi penurunan muka tanah.

Ia mengatakan masyarakat yang tinggal di pesisir sesungguhnya sudah paham akan risiko yang dihadapi. Tetapi karena keterbatasan ekonomi menjadikan mereka tidak memiliki opsi atau pilihan lain.

Baca juga: Google Buka 3.000 Beasiswa IT bagi Lulusan D3-S1 Semua Jurusan

Kondisi tersebut menjadikan mereka mau tidak mau harus beradaptasi. Istilahnya day by day adaptation. Artinya jika hari ini tinggi rob mencapai 30 cm maka mereka harus meninggikan posisi barang-barang vital di rumah seperti tempat tidur, perangkat elektronik dan lain-lain lebih tinggi agar tidak terendam.

Berbeda dengan mereka yang berkecukupan secara ekonomi, maka mereka punya pilihan untuk meninggikan rumah.

Sehingga aman dari rob dan jika sempat berkunjung atau melewati pantai utara Jawa dipastikan menyaksikan kumpulan hunian mirip rumah liliput.

“Ya ini, karena mereka tidak mempunyai sumber daya untuk memperbaiki. Jika sampai rumah terendam, maka mereka pun keluar dulu menunggu sampai airnya surut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com