Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Lapisan Cokelat Tebal di Teluk Bima, Ini Kata Pakar IPB

Kompas.com - 07/05/2022, 19:02 WIB
Mahar Prastiwi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Ia menerangkan, Bacillariophyceae sejauh ini dilaporkan bukan kelompok fitoplankton yang menghasilkan racun atau toksin. Jenis fitoplankton ini juga tidak seperti beberapa jenis Dinofalgellata.

Pakar lingkungan dari IPB University ini menambahkan, kematian ikan dan beberapa biota lautnya lainnya diduga bukan karena toksin. Tetapi karena kekurangan oksigen terlarut di kolom air.

Hal ini karena difusi oksigen dari udara ke kolom air terhalangi oleh lapisan coklat serupa jelly di permukaan laut.

Baca juga: Benarkah Lumba-lumba Hewan Cerdas? Siswa, Ini Lho Penjelasannya

Kolom air bisa mendekati kondisi anaerob

Kadar oksigen terlarut di kolom air bisa mendekati kondisi anaerob (tanpa oksigen). Sebetulnya, kata Prof. Hefni, fitoplankton adalah tumbuhan renik yang berfotosintesis dan menghasilkan oksigen dan menjadi pemasok oksigen di kolom air.

Namun, saat fitoplankton yang jumlahnya milyaran sel ini mati secara bersamaan maka proses perombakan (dekomposisi/pembusukan) menjadi bahan anorganik, membutuhkan oksigen dalam kuantitas yang besar pula.

Hal ini berarti, kondisi yang sebelumnya aerob (ada oksigen) bisa berubah menjadi anaerob, konsekuensi dari konsumsi oksigen secara massive.

Selain itu, pada malam hari ketika berhenti berfotosintesis, fitoplankton juga berespirasi yang mengonsumsi oksigen dalam jumlah yang besar pula.

Dosen IPB University itu memaparkan, mengingat sangat melimpahnya populasi fitoplankton maka kelangkaan oksigen di kolom air kemungkinan bisa terjadi oleh beberapa hal.

Baca juga: Intip Kisah Bhante Asal Kamboja Saat Kuliah di Unesa

Di antaranya yaitu terhambatnya difusi oksigen dari udara ke kolom air akibat tertutup oleh lapisan serupa jelly, penggunaan oksigen yang sangat banyak untuk proses dekomposisi fitoplankton yang mati.

Fenomena blooming fitoplankton bisa terjadi secara berkala

Oleh karena itu, ikan dan biota laut dapat mengalami kematian karena kekurangan pasokan oksigen. Fenomena blooming fitoplankton memang secara berkala terjadi di perairan laut.

"Kesimpulan yang dapat diintisarikan dari kajian awal ini adalah, adanya lapisan coklat serupa jelly ini merupakan material biologis berupa biomassa fitoplankton (Bacillariophyceae) yang mengalami peledakan pertumbuhan pesat (blooming), yang sudah mati dan mengapung di permukaan laut," urai Prof Hefni.

Ia menambahkan, blooming diduga terjadi karena kombinasi antara fenomena alam (iklim dan oseanografi) dan kemungkinan adanya pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) perairan dari sumber yang tidak tentu (non point sources).

Baca juga: Kamu Mahasiswa Teknik? Coba Terapkan 5 Jenis Metode Pembelajaran Ini

Fitoplankton dari Kelas Bacillariophyceae bukan penghasil racun (algae toxin). Namun blooming tetap berefek terhadap proses ekologi dan sosial berupa keresahan masyarakat, kekurangan oksigen dan menurunnya estetika perairan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com