Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ristek: Program Organisasi Penggerak Dorong Transformasi Pendidikan

Kompas.com - 27/03/2022, 12:14 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril, menyatakan Program Organisasi Penggerak (POP) hadir sebagai bagian dari program strategis untuk mempercepat proses transformasi pendidikan di Indonesia.

"Saya sangat bersyukur manfaat program ini mulai dirasakan meskipun terjadi penyesuaian anggaran seiring pandemi," ucap dia dalam keterangan resminya, Sabtu (26/3/2022).

Baca juga: Kemendikbud Ristek Dorong Sekolah Kembali Jalani PTM Terbatas

Menurut Iwan, langkah yang dilakukan organisasi penggerak menjadi salah satu bukti implementasi berbagai praktik baik di sektor pendidikan yang dapat ditiru.

Program pengembangan kreativitas pendidik tersebut bekerja sama dengan berbagai pihak.

Inovasi ini, kata Iwan, diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan siswa lewat kreativitas, sehingga tenaga pendidikan dapat menjadi motor penggerak di sekolah dan lingkungannya.

Nantinya, dia menyebut, berbagai aktivitas Program Organisasi Penggerak bakal bersinergi dengan Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak.

Dengan demikian, bakal tercipta sebuah ekosistem pembelajaran yang saling menguatkan dan melibatkan seluruh pihak.

"Melalui POP dan program strategis lainnya, kami berharap akan ditemukan berbagai metode pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia," jelas Iwan.

Salah satu orgranisasi penggerak, Ceria Bocah Indonesia mengaku, organisasinya fokus kepada pelatihan untuk meningkatkan kreativitas pendidik dalam hal menggambar, mewarnai, bercerita, mendongeng serta cipta dan gerak lagu.

"Selama program berlangsung, animo para pendidik untuk meningkatkan kemampuan sangat tinggi," ucap Direktur Ceria Bocah Indonesia, Agus Soekarno.

Lewat program ini, diharapkan para guru akan lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.

Baca juga: Guru Besar IPB: 99 Persen Kebakaran Hutan dan Lahan Ulah Manusia

"Peserta semakin sadar bahwa membuat lagu itu tidak sulit dan guru dapat mengarahkan anak didiknya untuk menggambar dan mewarnai secara baik tanpa membatasi kreativitas mereka," ucpa Agus.

Agus mengakui, pengurangan anggaran yang terjadi bukan halangan bagi organisasinya menjalankan program pada sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Namun, sebut dia, pengurangan anggaran justru lebih menyesuaikan beberapa aktivitas dan menyiapkan dana mandiri.

Tingginya antusiasme guru di daerah yang menjadi program organisasi penggerak, salah satunya ditunjukkan oleh animo mereka saat Ceria Bocah Indonesia menginisiasi pementasan seni dan pameran sebagai penutupan POP tahun 2021.

"Sebanyak 150 guru yang masuk dalam program semuanya ingin tampil, tetapi karena keterbatasan waktu kami terpaksa membatasi jumlah peserta pentasnya," tutur Agus.

Ia pun berharap, para pendidik yang telah mengikuti POP dapat menjadi motor penggerak perubahan di sekolah masing-masing, bahkan hingga level Kabupaten Bantul.

Sejauh ini, kabupaten di selatan Yogyakarta tersebut memiliki 18 kecamatan di mana Ceria Bocah Indonesia memiliki perwakilannya.

Sebagai bagian proses perbaikan kualitas pendidikan, dia berharap Program Organisasi Pengegrak akan terus berlanjut.

Ceria Bocah, lanjut diam, akan menjalankan batch kedua Program Organisasi Penggerak 2022 yang akan di mulai April ini.

Baca juga: Kapan Pengumuman Hasil SNMPTN 2022? Ini Jadwal Resmi dari LTMPT

"Sebagai organisasi tidak boleh berhenti meningkatkan mutu pendidik melalui sinergi dengan pemerintah saja, tetapi harus bisa berkreativitas untuk mencari cara agar guru dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia," pungkas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com