“Dari opsi ini ada beberapa bentuk. Pertama kita bisa dengan membatasi ketersediaan dari SSD atau minuman dalam kemasan tersebut. Kemudian membatasi sekolah untuk penjualan minuman dalam kemasan,” kata Tri Muhartini.
Opsi lainnya bisa juga jumlah minuman SSD dikurangi atau penyimpanannya diletakkan paling dalam sehingga sulit untuk dijangkau oleh anak-anak. Maka anak-anak pun akan lebih memilih minuman lainnya yang mudah dijangkau yang rendah gula atau yang bisa dikontrol saat dikonsumsi.
“Nah itu adalah cara untuk membatasi ketersediaan SSD dengan jumlahnya yang dibatasi atau penempatan minumannya yang disimpan di tempat yang sulit untuk dijangkau oleh anak-anak,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, orang tua atau pihak sekolah harus lebih banyak menyediakan minuman yang lebih sehat seperti air putih. Air putih bisa disediakan secara gratis seperti meletakkan galon-galon air mineral di setiap sudut sekolah dan itu mudah diakses.
“Nah dari kedua opsi ini sebenarnya sahabat-sahabat sudah bisa melihat bahwa ada dampak yang terjadi pada berat badan serta kesehatan anak ketika opsi ini diimplementasikan,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.