KOMPAS.com - Ada satu inovasi untuk membantu perkembangan daya ingat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang diciptakan Tim dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Alat stimulasi terapi M&G dibuat untuk melatih ingatan anak-anak yang mengalami down syndrome.
Satria Filalli selaku ketua tim menjelaskan bahwa gagasan M&G ini berupa alat terapi dan aplikasi, yang bertujuan untuk membantu terapi anak berkebutuhan khusus. Lebih spesifik yakni pada anak down syndrome.
Baca juga: Psikolog Cikal: Deteksi Anak Berkebutuhan Khusus Sebelum Usia 2 Tahun
Menurutnya, selama ini alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus terutama di Sekolah Luar Biasa (SLB) masih minim.
“Kami melihat minimnya alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Hal inilah yang mengawali ide kami untuk membantu terapi anak down syndrome melalui alat terapi dan aplikasi M&G,” ujarnya, dilansir dari laman UMM.
Satria memaparkan bahwa alat terapi M&G ini dilengkapi dengan komponen UNO R3 dan RFID Reader. Keduanya memiliki cara kerja untuk menampilkan gambar hewan lengkap dengan suaranya.
Baca juga: Akademisi Unair: Ini Cara Merawat Gigi bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Alat ini, bisa bekerja otomatis dengan kartu yang saat ditempelkan akan langsung bekerja. Sistem serupa juga disematkan dalam aplikasinya namun lebih mudah karena hanya menggunakan gawai.
“Memang ada sedikit perbedaan khususnya dari segi tampilan 3D. Penggunaan di aplikasi cenderung menampilkan gambar dan grafis yang lebih bagus,” tambahnya.
Aplikasi ini juga membantu untuk menstimulasikan ingatan jangka pendek melalui siaran gambar dan suara hewan.
Mengingat anak down syndrome yang memiliki ingatan jangka pendek yang kurang serta mudah lupa. Dengan menggunakan alat dan aplikasi ini, mereka akan distimulasi secara berulang sehingga membentuk ingatan jangka panjang yang baik.
Satria mengatakan, temuan mereka sebetulnya sudah memenangkan Gold Medal di ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO) kategori Research On Children With Special Needs. Judul penemuan mereka, adalah Match & Growth: Study Process for Children with Down Syndrome.
Baca juga: Psikolog: Cara Merancang Program Belajar Anak Berkebutuhan Khusus
Ia mengerjakan temuan ini bersama rekannya yang berasal dari lintas jurusan. Yakni Dicky Marcellino Akbar dari jurusan Teknik Elektro, Moh Miftachul Fadhli daei jurusan Akuntansi, Retno Muji Rahayu dari jurusan Ilmu Teknologi Pangan dan Daininggis Restu Ilahi dari jurusan Teknik Sipil.
Kelima mahasiswa itu tergabung dalam satu tim yang sama-sama berasal dari UKM Forum Diskusi Ilmiah (FDI) UMM.
Ia mengatakan, selama lomba mereka sempat mengalami kendala yaitu kesulitan mencari anak down sydrome sebagai subjek yang akan diteliti.
Namun, saat ini pihaknya terus memproses terapi anak berkebutuhan khusus, baik itu di SLB maupun tempat lainnya.
“Kami berharap alat ini benar-benar bisa diimplementasikan secara luas oleh pihak SLB maupun masyarakat luas.” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.