Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Penelitian PresUniv: Kampus Merdeka Jadi Sumber Inovasi Pembelajaran

Kompas.com - 26/12/2021, 10:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemendikbud Ristek diharapkan mendapat dukungan dan menjadi pendorong transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

Terkait hal ini, mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan President University (PresUniv) menyatakan kesiapan untuk melaksanakan dan mengikuti program MBKM. Penyataan ini menjadi kesimpulan dari hasil survei MBKM yang dilakukan Tim PresUniv.

Survei melibatkan tiga kategori responden, yakni dosen, tenaga kependidikan (tendik) dan mahasiswa.

Paparan hasil survei tersebut disampaikan Haris Herdiansyah, Dosen Prodi Komunikasi PresUniv dalam seminar internasional tentang pengabdian masyarakat yang dilaksanakan secara hybrid pada 20-23 Desember 2021.

Dalam seminar tersebut, Haris Herdiansyah memaparkan penelitian bertajuk "MBMK sebagai Sumber Inovasi Model Pembelajaran untuk Membentuk Mahasiswa yang Berkarakter, Berkompetensi Unggul, dan Berwawasan Kebangsaan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi".

Penelitian yang dilakukan Haris bersama beberapa koleganya tersebut mendapat bantuan pendanaan dari Program Penelitian Kebijakan MBKM dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Ditjen Dikti Ristek, Kemendikbud Ristek Tahun Anggaran 2021.

Nilai SKS tinggi program magang

Menurut Haris, penelitian yang mereka lakukan bertujuan untuk memastikan  pelaksanaan MBKM di PresUniv berjalan baik. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa determinan keberhasilan.

Baca juga: Survei Penelitian Ukrida: Sudahkah Kampus Merdeka Memerdekakan Mahasiswa?

 

Ada tiga fokus kegiatan dilakukan PresUniv, yakni Magang, Integrated Survival Experience (ISE), dan Statespersonship Project (StatesPro). Tiga kegiatan ini, menurut Haris, dapat memberikan pengaruh signifikan dalam keberhasilan program MBKM di PresUniv.

Pada bagian awal surveinya, Haris memaparkan bahwa mayoritas dosen (62,9 persen) sudah mengetahui tentang program MBKM. Hanya baru sebanyak 42 persen tendik dan 35 persen mahasiswa tahu tentang program ini.

Meski baru mengetahui sekilas tentang MBKM, baik dosen, tendik dan mahasiswa sudah mendapat informasi bahwa nilai Satuan Kredit Semester (SKS) untuk program ini terbilang tinggi.

Ini diungkapkan dari hasil survei sebanyak 98,1 persen dosen, 85,3 persen tendik dan 91,1 persen mahasiswa telah mengetahui nilai SKS dari program MBKM.

Menyangkut magang, ungkap Haris, ini sudah dilakukan PresUniv sejak tahun 2005. “Sejak dulu kami sudah menjadikan magang sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan dengan durasi minimal satu semester," ungkap Haris.

"Jadi, di PresUniv, magang merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dengan bimbingan dosen. Nilai SKS-nya pun terbilang besar, yakni mulai dengan 6 SKS, dan kini sudah menjadi 9 SKS," jelasnya,

Haris menambahkan, kini dengan adanya program MBKM, nilai magang menjadi 40 SKS. "Bagi kami itu tidak masalah, meski dalam penerapannya membutuhkan beberapa penyesuaian,” papar Haris.

Mahasiswa antusias program MBKM

Merujuk hasil penelitian Haris dan koleganya, sebanyak 80,9 persen dosen sudah pernah menjadi dosen pembimbing magang, 61,9 persen dari mereka juga terlibat secara aktif dalam diskusi, rapat-rapat dan workshop yang terkait dengan program MBKM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com