Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival "Titik Balik" GSM dan Ditjen Vokasi Bangun Pendidikan yang Memerdekakan

Kompas.com - 24/12/2021, 08:26 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Festival Gerakan Sekolah Menyenangkan "Titik Balik" menjadi perayaan bagi dunia pendidikan jelang akhir tahun untuk memberi panggung kepada pendidik yang telah melakukan transformasi pendidikan Indonesia, khususnya jenjang SMK.

Acara yang digelar pada 20 Desember 2021 ini merupakan kolaborasi antara Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbud Ristek bertempat di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Yogyakarta.

"Acara ini diberi judul Titik Balik karena kita ingin menyampaikan pesan yang berbeda di festival atau seremonial ini," ungkap Muhammad Nur Rizal, Founder GSM.

"Kita tidak sedang merayakan siapa yang mendapat penghargaan, tetapi memfestivalisasi, memberi panggung kepada orang-orang yang kita anggap telah mengalami titik balik di dalam perjalanan kehidupannya, khususnya dalam hal mengajar," tegas Rizal.

Di sela-sela konferensi pers, Rizal menjelaskan, titik balik ini dapat dipahami sebagai bentuk dari ajakan GSM kepada bangsa untuk kembali kepada titik balik, bagaimana pendidikan ini didirikan oleh founding father kita, Ki Hadjar Dewantara.

"Ki Hadjar memprotes model pendidikan kolonialisme Belanda yang hanya mengagungkan materialistik dengan mendirikan Taman Siswa yang mana setiap warga negara pribumi memiliki kesempatan untuk menegakkan kembali hak-hak pendidikannya secara utuh," ungkapnya.

"Hal ini sebagaimana wujud dari memanusiakan dan memerdekakan manusia," tambah Rizal.

Baca juga: Akhirnya, Pendidikan Vokasi Luncurkan Hasil Karya ke Pasar Domestik

Pendidikan yang memerdekakan

Dalam kesempatan tersebut, Rizal juga mengungkapkan data sarjana lulusan Indonesia yang dinilai masih tertinggal 69 persen di bawah kompetensi minimum dalam literasi dibandingkan lulusan SMP di Denmark.

"Sehingga saya sepakat harus ada cara yang tak lazim untuk memperbaiki, kalau cara lazim,” katanya.

Guru SMKN 11 Semarang Diyarko yang tergabung dalam GSM telah membuktikan, bahwa dengan cara yang tidak biasa, mampu mengantarkan siswanya lebih inovatif. Bahkan pada kelas Animasi yang ia bimbing, sudah ada kelas X yang lebih awal mengikuti magang serta mampu menghasilkan karya setara orang profesional.

“Sekarang ini bukan zamannya lagi guru mengajar ceramah, tetapi lebih mengarahkan dan memfasilitasi mereka agar sesuai kompetensi dan karakternya. Mulai dari hal kecil, saya meskipun di animasi, siswa tetap saya berikan tantangan bagaimana dia menata tempat tidur, itu karakter,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Wikan Sakarinto, Dirjen Pendidikan Vokasi menilai transformasi yang dilakukan para guru dari Gerakan Sekolah Menyenangkan sejalan dengan program link and match dan juga prototipe kurikulum adaptif yang digagas Ditjen Vokasi.

Guru dan sekolah inspiratif yang tidak sekadar mengejar capaian materi melainkan membentuk kompetensi siswa dinilai mampu dilahirkan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan.

"Untuk mewujudkan merdeka belajar, SDM pengajar dan kepala sekolah harus mengubah mindset. Kalau masih bertahan dengan pola lama, hanya akan mengejar hardskill padahal dibutuhkan juga softskill dan pengembangan karakter," ungkap Wikan.

Wikan juga menyampaikan, inilah yang menjadi alasan pihaknya menggandeng Gerakan Sekolah Menyenangkan karena Dirjen Vokasi melihat GSM selama ini telah berhasil melahirkan guru dan kepala sekolah inspiratif.

Baca juga: Gebyar Menara Vokasi 2021, Wikan: Vokasi Jadi Akselerator Pembangunan Daerah

"Harapan ke depannya, semoga GSM ini akan tetap memberikan semangat kepada kepala-kepala SMK dan guru-guru SMK khususnya, untuk menjadi kepala sekolah dan guru yang lebih memanusiakan dan memerdekakan manusia, membuat anak menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat daripada sekadar menjadi penghafal," pesan Wikan.

Dalam kesempatan tersebut, Anik Sudiartini, Kepala Sekolah SMKN 1 Situbondo, Jawa Timur, menyampaikan pola pembelajaran GSM memanusiakan manusia melalui pembelajaran yang memerdekakan.

"GSM menjawab kegelisahan saya. Melalui GSM saya terus bergerak, bergerak, dan terus bergerak, menggelorakan GSM tanpa kenal lelah," pungkas Anik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com