Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Diskresi Pimpinan untuk Capai Tujuan Indonesia Emas 2045

Kompas.com - 23/12/2021, 13:17 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara Indonesia digadang-gadang mencapai masa keemasan pada tahun 2045 atau tepat saat 100 tahun kemerdekaan.

Banyak pandangan positif yang bisa dicapai Indonesia kala itu. Namun untuk mencapai semua tujuannya, perlu usaha dan kerja sama semua pihak. Termasuk keputusan yang diambil para pucuk pimpinan.

Pilihan untuk membuat keputusan ini menjadi tema buku yang ditulis Darwin Cyril Noerhadi. Buku berjudul Diskresi Menuju Indonesia Emas 2045 ini merupakan karya Cyril bekerja sama dengan Penerbit Buku Kompas.

Cyril mengatakan, buku ini awalnya dibuat sebagai hadiah ibundanya Prof. Toeti Heraty Noerhadi Roosseno sebagai hadiah ulangtahun ke-88. Namun Tuhan berkehendak lain karena ibunda berpulang pada Juni 2021 lalu. 

"Saya tetap punya komitmen untuk meluncurkan buku ini. Untuk proses pembuatan buku ini selama 9 bulan," kata Cyril dalam peluncuran buku Diskresi Menuju Indonesia Emas 2045 yang diadakan secara virtual, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Mitos atau Fakta, Hanya Pria yang Bisa Jadi Chef? Ini Kata Pakar IPB

Diskresi, pilihan untuk membuat keputusan atau tidak

Darwin Cyril Noerhadi menjelaskan, pengalamannya selama kurang lebih 30 tahun di berbagai organisasi sangat membantunya membuat buku ini. Diskresi merupakan suatu pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak. Misalnya saat berada di rumah, orang punya pilihan untuk bekerja, makan atau tidur.

Hal yang sama juga terjadi dalam organisasi, individu punya pilihan untuk membuat keputusan atau bahkan tidak membuat keputusan. Tentu ada dampak dan implikasi pada keputusan tersebut.

"Apalagi sebagai pemimpin baik puncak maupun menengah, keputusan pimpinan organisasi akan memberi dampak. Pertanyaannya, bagaimana proses membuat keputusan, yang pasti tiap keputusan akan ada implikasinya," ungkap Cyril.

Dia menekankan, hal ini penting dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi. Dan perspektif ini juga dikaitkan dengan menuju Indonesia emas 2045 berdasarkan pengalaman sebagai pimpinan di berbagai organisasi.

Baca juga: Peraih Beasiswa LPDP Ini Bikin Alat Pelacak Posisi Ikan bagi Nelayan

Diskresi pimpinan pengaruhi Indonesia emas 2045

Menurut Cyril, Indonesia 2045 dicanangkan pemerintah sebagai sasaran untuk dicapai bersamaan dengan momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Berbagai padangan referensi menunjukkan ekonomi makro, sektor energi, lingkungan, peran regulator, bonus demografi, teknologi digital, sumber daya manusia.

Kriteria secara ekonomi, sasaran indonesia emas tentu menjadi high income country indikatornya tentu $ 23.000 per kapita. Namun saat ini Indonesia masih berada di middle income lower. Meski sempat berada di posisi upper, namun adanya pandemi Covid-19 membuat Indonesia kembali ke middle income lower.

Dyril memberi contoh, negara lain seperti Jepang, Korea dan Singapura berhasil menjadi negara high income country dalam kurun waktu 25 tahun.

"Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia? 24 tahun lagi sasaran mencapai high income country, apakah bisa tercapai?," ungkap Dyril.

Keputusan seorang pimpinan selalu ditunggu

Dia mengungkapkan, sementara itu penelitian menyebut, faktor utama untuk mencapai hal itu yakni pasar tenaga kerja efisien, inovasi tinggi, pasar keuangan dan efisien, diversifikasi produk, infrastruktur yang memadai dan mendukung pertumbuhan. Hingga demografi penduduk yang suportif sangat penting. Indonesia juga punya potensi bonus demografi dan yang tidak kalah penting adalah institut dan kelembagaan yang kuat.

Baca juga: Beasiswa S1 di Korsel, Yuk Daftar Program KAIST Scholarship 2022

Dyril menekankan, buku ini melihat indikator tersebut dari perspektif lain yakni diskresi atau pilihan membuat keputusan menuju Indonesia emas 2045. Seorang pemimpin selalu ditunggu untuk membuat keputusan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com