Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Solusi Transformasi Bisnis Restoran dari Mahasiswa ITS

Kompas.com - 22/12/2021, 19:35 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurut riset Euromonitor International, total pengeluaran untuk pesan antar di enam negara Asia Tenggara pada 2020 silam mencapai Rp 136,3 triliun.

Banyaknya nominal untuk layanan pesan antar ini salah satunya disebabkan karena adanya pandemi Covid-19. Tak hanya mengubah setiap perilaku kehidupan manusia, pandemi Covid-19 ini ternyata membuat bisnis layanan pesan antar makanan mengalami peningkatan.

Terkait fenomena ini, mahasiswa pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan solusi transformasi layanan pesan antarbisnis restoran.

Ketua ALPHAZ Team Norman Erikson Suli mengatakan, ide tersebut dipaparkan untuk menyelesaikan International Business Case Competition (IBCC). Kompetisi ini diadakan Graduate School of Business, Universiti Sains Malaysia.

Baca juga: Super Air Jet Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, Buruan Daftar

Paparkan skema cloud kitchen bisnis

Kompetisi bertaraf internasional ini turut diikuti peserta dari Brunei Darussalam, United Kingdom, dan Indonesia.

Bersama dua rekannya, Aulia Harumi Baharisa Tya dan Ichwan Ibrahim, Norman berhasil menyajikan solusi pesan antarmakanan berbasis daring dari sisi multidisiplin ilmu Manajemen Rantai Pasok yang dipelajarinya di Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS.

Berkat ide ini, Norman dan teman-temannya berhasil menyabet juara dua dalam kompetisi business case tingkat internasional di Malaysia yang diadakan secara virtual.

Baca juga: Cara Bikin Hand Sanitizer Berbahan Alami ala Mahasiswa UNY, Yuk Coba

Norman mengungkapkan, pada kompetisi tersebut, para peserta ditantang untuk menyelesaikan permasalahan pada kondisi pandemi Covid-19 ini.

"ALPHAZ Team mengarahkan solusinya ke arah skema cloud kitchen bisnis dan dilengkapi penggunaan teknologi dengan berbasis Business Model Canvas (BMC) dalam melakukan transformasi bisnis restoran tersebut," ungkap Normal seperti dikutip dari laman ITS, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Dosen UM Surabaya Bagikan Rekomendasi Screening Cegah Kanker Serviks

Maksimalkan sisi teknologi

Norman menjelaskan, dia dan tim melakukan analisa awal dengan melihat kondisi bisnis melalui metode analisis PESTEL yang umum digunakan dalam manajemen pemasaran.

Menurut Norman, langkah tersebut berguna untuk mengevaluasi latar belakang dari kondisi yang diangkat pada kasus yang diberikan.

Norman dan tim juga memaksimalkan sisi teknologi dengan ide pembuatan aplikasi daring sehingga dapat mengoptimalkan peningkatan penjualan di tengah kondisi pascapandemi Covid-19.

"Ditinjau juga dari sisi komersial yang kami ungkap dengan menggunakan analisa studi kelayakan, dengan salah satunya melihat indikator payback period dan return of investment (ROI)," beber Norman.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Tips Memilih Kursus Bahasa Inggris Online Berkualitas

Sebagai mahasiswa pascasarjana, Norman berpesan bagi para mahasiswa lainnya, jangan takut untuk mencoba dan buktikan bahwa mahasiswa ITS bisa bersaing dengan mahasiswa lain di level domestik ataupun internasional.

"Apalagi proses pendidikan magister yang cukup singkat, budayakan untuk optimalkan manajemen waktu. Sehingga dapat memberikan yang terbaik dalam memperkaya khasanah ilmu yang kita dapatkan," tutup Normam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com