Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UMY Resmi Meraih Guru Besar Bidang Ilmu Tanah

Kompas.com - 24/11/2021, 14:54 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Tetapi kita membuktikan, bahwa menambang secara besar-besaran tanpa memikirkan dampak selanjutnya, hanya akan merusak permukaan tanah," ucapnya.

Fase pemulihan tanah bekas bauksit itu sedikit rumit yaitu dengan awalnya melakukan pembersihan batuan timah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi sehingga membuat tanah yang berupa tebing bisa longsor.

"Pengurugan tanah dengan diratakan kemudian dimasukkan bahan organik sebanyak-banyaknya sebagai kunci dari kesuburan tanah. Itulah cara yang dilakukan untuk setidaknya mengembalikan fungsi tanah," jelas Gunawan.

Kemudian, Dosen Fakultas Pertanian UMY ini menjelaskan tentang ciri-ciri lahan yang sudah rusak.

Diantaranya adalah tanah tidak mampu menyimpan air, sehingga menjadi lahan kering, atau bahkan sebaliknya menjadi lahan basah yang mudah tergenang contohnya lahan bekas tambang timah dan justru membahayakan.

Kendati demikian, dia menaruh harapan agar siapapun yang ingin membuka lahan ada baiknya memikirkan keberlangsungan hidup ke depannya.

Pasalnya, semakin sedikit lahan yang bisa ditanami, akan memperparah ketersediaan pangan.

Gelar guru besar bukan puncak akademis

Dia menekankan gelar guru besar yang baru saja diraihnya bukan puncak akademisnya.

Dirinya akan tetap melakukan penelitian yang lebih luas lagi, dan meneliti lahan marginal (lahan yang rendah potensi dan produktivitasnya).

Baca juga: Kasus Anak Titipkan Orangtua di Panti Jompo, Ini Kata Pakar Undip

"Saat ini terjadi penyusutan signifikan untuk lahan subur di Indonesia. Sehingga kita harus mulai berpikir, kita bisa bertani dengan teknologi khusus dengan cara khusus untuk meningkatkan produksi pangan," tutup Gunawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com