Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh Mahasiswa UTY, Lahan Bekas Tambang Batu Kapur Jadi Smart Greenhouse

Kompas.com - 19/11/2021, 07:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di beberapa wilayah tentu ada lahan yang terbengkalai. Salah satunya lahan bekas tambang batu kapur. Seperti di daerah Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Namun oleh mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), lahan tersebut dimanfaatkan menjadi smart greenhouse yang inovatif.

Hal itu dilakukan melalui Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Baca juga: Seperti Ini Pembangkit Listrik Portabel Inovasi Mahasiswa UNY

Adapun tim PKM itu ialah mahasiswa Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). Menurut Hendrik Andung Nurseta selaku ketua tim PKM, melalui gagasan smart greenhouse yang diusulkan ini, diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah.

Tentu untuk memanfaatkan dengan maksimal lahan bekas tambang batu kapur yang banyak terbengkalai.

Bentuk inovasi dari lahan bekas tambang

Menurutnya, jumlah lahan bekas tambang batu kapur, diketahui selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Maka dari itu, diperlukan sebuah inovasi untuk memanfaatkan lahan bekas tambang tersebut.

Jadi, gagasan tersebut dapat menjadi salah satu solusi inovatif, yang dapat digunakan dalam rangka memanfaatkan, banyaknya lahan bekas tambang batu kapur yang terbengkalai.

Adapun secara detail judul PKM GFK mahasiswa UTY, yang kemudian didanai oleh pemerintah untuk memberikan solusi atas permasalahan, mengenai lahan tambang batu kapur tersebut, ialah “Konversi Bekas Tambang Batu Kapur Sebagai Smart Greenhouse untuk Menekan Angka Kelaparan”.

Ide tersebut merupakan inovasi atau gagasan dari tim mahasiswa UTY, yang terdiri atas 5 mahasiswa, yaitu Hendrik Andung Nurseta, Igga Amalia Mifta Huijanah, Yudha Bratama, Siti Shoofia, dan Yuvia Hani Fariana.

Melalui gagasan tersebut, kelima mahasiswa ini bersama dengan dosen pembimbingnya yaitu Nanda Melyadi Putri, S.T., M.Eng, memiliki harapan dapat mengatasi permasalahan pada SDGs poin 2.

Yaitu, tanpa kelaparan sehingga mencapai ketahanan pangan yang baik serta meningkatkan pertanian yang berkelanjutan.

Baca juga: Mahasiswa ITK Inovasi Limbah Ban Jadi Material Anoda Baterai

"Komponen utama yang digunakan terdiri dari smart greenhouse, gudang, dan tempat penyimpanan air," ujarnya dikutip dari laman UTY.

Selain itu, dalam konsep ini akan terdapat 2 sistem pembangkit listrik yang akan digunakan, yaitu pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga tekanan air hujan, dan pembangkit listrik tenaga surya.

Pembangkit listrik tenaga tekanan air hujan, diketahui akan memanfaatkan teknologi tranduser piezoelectric, yang terletak pada bagian lapisan bawah atap, serta pada gudang yang atapnya terdapat pembangkit listik panel surya.

Energi listrik yang dihasilkan, kemudian dapat digunakan untuk perawatan tanaman yang membutuhkan pencahayaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com