Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER EDUKASI] Orang Hidup Miskin Bukan karena Malas Kerja | Cara Belajar Jan Mayer Peraih IPK Tertinggi ITB | Mahasiswa Unej Kaget Kampusnya Seperti Hutan

Kompas.com - 28/10/2021, 12:37 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Fisip Unair Bagong Suyanto belum lama ini telah menyatakan orang hidup miskin bukan karena malas kerja.

Hasilnya, informasi terkait hal itu menjadi artikel paling populer di kanal Edukasi Kompas.com.

Baca juga: Guru Besar Unair: Orang Hidup Miskin Bukan karena Malas Kerja

Selain itu, ada artikel terkait cara Belajar Jan Meyer peraih IPK tertinggi ITB 2021. Informasi tersebut menjadi artikel populer yang kedua.

Cerita salah satu mahasiswi Universitas Jember (Unej) yang kaget kampusnya seperti hutan menjadi artikel populer yang ketiga di kanal Edukasi.

Berikut tiga berita populer edukasi sepanjang Jumat sampai Kamis (22-28/10/2021).

1. Guru Besar Unair: Orang Hidup Miskin Bukan karena Malas Kerja

Siapa yang ingin hidup miskin? Tentu tak satu pun dari kita ingin hidup dalam kemiskinan.

Konon, jika kita malas bekerja, hidup akan jadi lebih sulit. Lantas bagaimana kemiskinan dan kemalasan saling berkaitan?

Baca juga: 5 Cara Mudah Gapai Beasiswa Kuliah di Luar Negeri

Dari kacamata Ilmu Sosiologi, ada dua pandangan mengenai sebab kemiskinan.

Pertama, kemiskinan dianggap bersumber dari hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik psikologis kultural individu. Contohnya malas atau tidak punya etos wirausaha.

Kedua, kemiskinan muncul dari faktor-faktor struktural. Seperti kurangnya kesempatan dan kompetisi yang terlalu ketat atau tidak memiliki modal usaha.

Atas dasar hal itu, Guru Besar FISIP Unair, Bagong Suyanto angkat bicara.

Menurut Bagong, miskin dan malas tidak berhubungan. Sebab, kemiskinan terjadi karena faktor-faktor yang sifatnya struktural daripada kultural.

Jika ingin mengetahui informasi lengkapnya, mari simak di tautan ini.

2. Cara Belajar Jan Meyer, Peraih IPK Tertinggi ITB 2021

Jan Meyer Saragih, Peraih IPK Tertinggi Wisuda Oktober 2021Dok. ITB Jan Meyer Saragih, Peraih IPK Tertinggi Wisuda Oktober 2021

Jan Meyer Saragih, mahasiswa program studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) lulus dengan IPK 3,98.

Pencapaian tersebut membuat Meyer dinobatkan sebagai mahasiswa peraih IPK tertinggi pada Wisuda Pertama ITB TA 2021/2022, Sabtu (23/10/2021).

Baca juga: Menilik 6 Karier Idaman Lulusan Ilmu Hukum, Selain Jadi Pengacara

Meyer mengatakan dirinya tidak menyangka bisa menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi.

Ia pun bercerita singkat tentang pengalamannya kuliah di ITB selama empat tahun.

Setelah tingkat kedua, lanjut dia, perkuliahan terasa jauh lebih chaos dari tingkat pertama.

Jika ingin mengetahui informasi lengkapnya, bisa membuka tautan berikut ini.

3. Datang Pertama ke Unej, Mahasiswi Ini Kaget Kampusnya Seperti Hutan

Pintu gerbang masuk Universitas Jember.
SURYA.co.id/SRI WAHYUNIK Pintu gerbang masuk Universitas Jember.

Masuk ke kampus dan bisa kuliah di kelas tentu menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa.

Apalagi bagi mahasiswa baru yang belum pernah masuk ke kampusnya karena pandemi Covid-19. Seperti diungkapkan mahasiswi Universitas Jember (Unej) ini.

Maratun Hasanah mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini akhirnya bisa kuliah luring di kampus.

Mahasiswi tersebut masuk Unej sejak 2020. Namun karena pandemi sehingga harus mengikuti kuliah daring.

Tetapi, kini dia seang bisa kuliah di kampus dan bertemu dengan teman seangkatannya.

Sejak kampus memberikan pengumuman akan membuka kuliah luring, dia langsung menyiapkan seluruh persyaratan yang telah disyaratkan.

Termasuk mencari fasilitas kesehatan yang menggelar vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Webinar Unair Kenalkan 4 Jenis Diabetes dan Gejalanya

Informasi lengkapnya, kamu bisa melansir link ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com