Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2021, 16:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia belum berakhir. Dampak yang paling terasa ialah di dunia pendidikan.

Selama kurang lebih 1,5 tahun ini memaksa siswa menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah secara daring.

Rutinitas belajar, bermain, dan bersosialisasi yang biasanya dilakukan di sekolah, berganti menjadi rutinitas belajar mandiri melalui gawai di rumah masing-masing.

Baca juga: 5 Cara Jitu Tingkatkan Konsentrasi Belajar Siswa

Meski kini sebagian besar siswa telah mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, tetapi pihak sekolah menyiapkan skema pembelajaran khusus serta sarana prasarana pendukung.

Namun selain itu, penting bagi pihak sekolah dan keluarga untuk memberikan dukungan kejiwaan dan psikososial bagi siswa yang mungkin terdampak oleh pandemi. Lalu apa yang dimaksud dengan dukungan kejiwaan dan psikososial?

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kamis (21/10/2021), Dukungan Kejiwaan dan Psikososial (DKJPS) adalah dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan/atau mencegah serta menangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial.

DKJPS dipakai berbagai pihak untuk merespons kondisi kedaruratan maupun bencana, salah satunya pandemi Covid-19.

Selain itu, DKJPS mengintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas, serta untuk menekankan perlunya pendekatan-pendekatan yang beragam dan saling melengkapi dari berbagai profesi dalam memberikan dukungan yang sesuai.

DKJPS dalam Situasi Kedaruratan mengedepankan berbagai tingkatan intervensi agar diintegrasikan dalam kegiatan respons pandemi.

Tingkatan-tingkatan ini disesuaikan dengan spektrum kebutuhan kesehatan jiwa dan psikososial dan digambarkan dalam piramida intervensi.

Dalam konsep DKJPS, diperkenalkan sebuah piramida intervensi dalam upaya memberikan dukungan kejiwaan dan psikososial.

Baca juga: Organ Jantung Manusia, Siswa Yuk Belajar

1. Layanan dasar keamanan dan pertimbangan sosial

Dalam kondisi Pandemi Covid-19, orang tua tidak boleh stres terlebih dahulu sehingga mereka bisa memenuhi hak-hak pengasuhan anaknya yang berada di usia sekolah.

Kreativitas orang tua dalam berinteraksi juga mempengaruhi mental anak-anak untuk tetap ceria dan bersedia bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.

Orangtua juga didorong menggunakan kata-kata positif dalam menjelaskan situasi yang terjadi, sehingga anak tidak merasa stres karena tidak aman.

2. Perkuat dukungan masyarakat dan keluarga

Dalam konteks pelaksanaan PTM Terbatas di sekolah, lingkungan sekolah harus menjadi ruang yang ramah anak. Guru sebagai orang terdekat di luar orang tua berperan penting dalam menjaga psikososial peserta didik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com