Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 10:35 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Siswa melakukan refleksi keberagaman di akhir pembelajaran

Salah satu siswa yang mengikuti pembelajaran lintas sekolah ini mengatakan bahwa dari kegiatan ini para siswa bisa belajar secara nyata tentang keberagaman karena langsung dipertemukan dengan siswa lain yang berbeda pikiran dan identitas dengannya.

“Tanggapan saya kegiatan kemarin merupakan kegiatan yang menarik serta unik dilakukan. Sebab terdapat berbagai nilai yang dapat diambil pada saat kegiatan berlangsung," ungkap Shania, siswa SMAK Ketapang 1 Jakarta.

"Di sana terdapat pertukaran pikiran yang baru sebab kita berbeda beda baik pikiran maupun asal. Selain itu, bagi kami para murid bisa berkenalan serta berteman dengan lebih banyak lagi,” tambahnya. 

Guru PPKn SMA Kristen Ketapang 1 Jakarta, Anita Jojor menyatakan bahwa manfaat lain dari pembelajaran kolaborasi ini yaitu munculnya potensi/kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan memikirkan solusi dari konflik keberagaman yang terjadi di masyarakat.

“Saya melihat potensi baru dan kemampuan komunikasi dari semua peserta didik yang bergabung di dalamnya, bahkan saya kagum terhadap harapan dan solusi yang diberikan dalam memandang masalah intoleran yang masih terjadi di tengah bangsa kita,” ujar Anita.

Baca juga: Seniman Lukis Jelekong Bertahan di Tengah Badai

Kegiatan pembelajaran keberagaman lintas sekolah ini diawali dengan perkenalan dari masing-masing sekolah, lalu dilanjutkan membahas konflik keberagaman yang terjadi di masyarakat.

Siswa dari kedua sekolah dibagi kelompok dan berdiskusi dalam breakout room zoom meetings. Hal menarik lainnya dalam sesi diskusi ini yaitu bahwa kelompok yang dibentuk berisi siswa-siswi yang memiliki perbedaan dari kedua sekolah.

Siswa saling berdiskusi tentang penyebab terjadinya konflik keberagaman, gagasan/solusi konkrit untuk mengembangkan nilai persatuan, dan siswa juga diminta mencari satu berita positif tentang keberagaman.

Hasil diskusi kemudian dipresentasikan secara bergantian dan di akhir pembelajaran siswa dari kedua sekolah menyampaikan refleksi dari pembelajaran keberagaman lintas sekolah ini.

Dari hasil diskusi siswa dalam kegiatan ini diketahui bahwa penyebab konflik keberagaman bisa terjadi karena adanya fanatisme berlebihan, sikap etnosentris, pola pikir yang berbeda dan kurangnya rasa toleransi antar masyarakat tertentu.

Berbagai contoh berita tentang nilai positif dari keberagaman juga dapat ditampilkan siswa, seperti perbedaan yang dimiliki Greysia Polii dan Apriani Rahayu baik dari aspek fisik, etnis, agama dan lainnya namun bisa disatukan dan bahkan membuahkan prestasi bagi Indonesia.

Selain itu penyelenggaraan event internasional seperti Asian Games yang menampilkan berbagai macam budaya nusantara itu juga merupakan berita positif terkait keberagaman dan bisa meningkatkan rasa toleransi dan persatuan bagi masyarakat Indonesia.

Berbagai gagasan/solusi terkait masalah keberagaman juga didiskusikan dalam kegiatan ini, seperti halnya penyelenggaraan festival budaya, lomba-lomba yang berkaitan dengan keberagaman dan persatuan, edukasi sejak dini dan menjadi penggerak untuk menginspirasi lingkungan.

Tentunya dengan diadakannya pembelajaran keberagaman lintas sekolah, hal ini juga merupakan gagasan menarik dan solusi konkrit untuk menanamkan rasa toleransi dan persatuan bagi diri siswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com