Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakultas Seni Rupa IKJ Gelar Diskusi Nasional "Seni Rupa di Pusaran Urban"

Kompas.com - 22/09/2021, 09:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai Perguruan Tinggi Seni pertama yang lahir di kota Jakarta, tahun 1970, IKJ memandang fenomena urban bukan merupakan hal baru karena sudah terinternalisasi dalam gerak kehidupan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan.

Pun demikian dengan karya-karya yang diciptakan para dosen, mahasiswa dan alumni, tak luput dengan spirit urban. Budaya urban tumbuh karena berkembangnya hasrat untuk merespon fenomena yang terjadi berkaitan dengan kompleksitas dalam masyarakat perkotaan.

Geliat serta dinamika tampilan karya seni perkotaan berupaya mengungkap permasalahan yang mendominasi masyarakat urban.

Sebagai upaya membangun sikap kritis, Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta (FSR IKJ), mengadakan seminar nasional tajuk "Seni Rupa di Pusaran Urban: Kajian Seni Rupa Urban dalam Perspektif Kreativitas, Wacana Kritis, Ilmu-ilmu Sosial, dan Humaniora" (21/9/2021).

Pemilihan tema Pusaran Urban sejalan dengan visi dan misi IKJ yaitu, menjadi perguruan tinggi seni yang bermartabat di bidang seni urban dan industri budaya dan kompetitif di tingkat nasional dan global.

Seminar menghadirkan pembicara kompeten di bidangnya Seno Gumira Ajidarma (Akademisi IKJ, Ketua Akademi Jakarta), Suwarno Wisetrotomo (Akademisi ISI Yogyakarta, Kurator GNI), Lenny Agustin (Akademisi IKJ, Fashion Desainer dan Peneliti), Anwar Jimpe Rachman (Praktisi Seni, Kurator Tanahinide, Makasar).

Dekan FSR IKJ, Anindyo Widito menyampaikan, keterlibatan pembicara dari luar Jawa dan Bali merupakan komitmen FSR IKJ, dalam mencermati bahwa perkembangan seni rupa modern-kontemporer bukan hanya berporos di Jawa dan Bali.

Baca juga: Penutupan FLS2N 2021, Nadiem: Seni Budaya Jadi Kekuatan Terbesar Indonesia

Dari mural hingga adaptasi fesyen

"Karya seni rupa perkotaan merupakan respon terhadap kondisi dan situasi permasalahan kehidupan urban, terutama pada masa pandemi ini," jelas Dekan FSR IKJ, Anindyo Widito.

Ia menilai, dampaknya terlihat dari banyaknya fenomena-fenomena baru yang bermunculan dan terbukanya ruang-ruang tanpa batas untuk dieksplorasi.

"Kreativitas memiliki jalannya sendiri untuk bergerak. Perwujudan hasil kreativitas di pusaran urban, terutama dalam situasi sekarang ini melahirkan banyak karya-karya baru yang unik dan beragam," tambah Anindyo.

Karya-karya tersebut, jelas Anindyo, terepresentasi dalam semua media, baik ruang virtual, realitas, maupun ruang publik, menjadikan identitas baru pada gaya, konsep, maupun tekniknya.

Perkembangan yang sangat dinamis pada seni perkotaan merupakan tantangan tersendiri untuk dikaji dan didiskusikan. "Seminar Nasional ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dari karakteristik seni urban itu sendiri, dan sebagai ilmu pengetahuan baru di bidang seni urban," ujarnya.

"Semoga hasil diskusi para pakar pada acara ini akan dapat membuka wacana baru bagi para civitas academica, seniman, maupun masyarakat umum mengenai seni rupa urban," harap Dekan FSR IKJ.

Dalam kesempatan sama, Seno Gumira Adjidarma (Akademisi IKJ) menyampaikan, kota atau urban merupakan "teks" yang menghadirkan kembali kehidupan urban sebagai metafor, metonimim, maupun peralatan retoris lain.

Oleh karenanya, mural dalam konteks politik kebudayaan, menurut Seno, muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap seni yang dimapankan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com