Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Haruskah Sentralisasi menjadi Pilihan dalam Tata Kelola Organisasi?

Kompas.com - 19/08/2021, 06:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara potensial, sentralisasi manajemen keuangan perguruan tinggi juga akan menimbulkan dampak buruk karena kebijakan satu pintu yang dikendalikan secara kuat oleh manajemen universitas akan menimbulkan penggunaan anggaran yang kurang fleksibel.

Hal ini karena kebutuhan masing-masing fakultas tidak sama dan pusat cenderung memukul rata anggaran.

Tidak hanya itu, pendanaan untuk kebutuhan fakultas akan memakan proses yang lama karena harus melalui screening pusat yang menggunakan perspektif umu. Hal ini juga akan berdampak pada berjalan lambatnya kegiatan-kegiatan krusial.

Isu perebutan kekuasaan di perguruan tinggi

Secara garis besar, isu sentralisasi-desentralisasi memang sulit dipisahkan dari persoalan perebutan kekuasaan karena isu ini memang berkaitan dengan sumber daya.

Di satu sisi karakteristik tiap universitas, baik yang sudah mapan atau sedang berkembang, berbeda-beda sehingga dibutuhkan kajian yang dalam dan terbuka untuk mengambil kebijakan sentralisasi atau desentralisasi.

Suatu sistem apa pun yang digunakan dalam tata kelola suatu organisasi akan berjalan baik apabila dalam implementasinya berimbang (tidak ada dominasi yang terlalu kuat), memiliki transparansi yang dapat dipertanggungjawabkan, dan aturan main yang jelas.

Selain itu, tata kelola organisasi di perguruan tinggi juga perlu mengutamakan kompetensi dan kualitas yang baik untuk mengisi posisi pimpinan dan manajerial.

Jika komponen ini diabaikan hanya karena kepentingan segelintir elite penguasa, keberlangsungan dan masa depan suatu institusi akan dipertaruhkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com