Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Kuasai Afganistan, Ini Pendapat Guru Besar UNS

Kompas.com - 18/08/2021, 15:47 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Situasi Afghanistan kini tengah memanas usai Taliban berhasil masuk ke Ibu Kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan.

Sebelum Taliban menguasai Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sudah lebih dulu melarikan diri ke Tajikistan.

Baca juga: UNS Gratiskan Kuliah Atlet Peraih Medali Paralympic Games Tokyo 2020

Akibatnya, rakyat Afghanistan ramai-ramai melakukan eksodus ke luar negeri dan sejumlah negara yang menempatkan perwakilan diplomatiknya di Afghanistan, mengungsikan duta besar dan para staf kedutaannya dari negara tersebut.

Menanggapi situasi yang terjadi di Afghanistan, Guru Besar (Gubes) Bidang Kajian Timur Tengah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Istadiyantha angkat bicara.

Dia mengatakan, keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan tidak bisa dilepaskan dari lemahnya pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Joe Biden.

Dia menyampaikan, tuduhan bahwa Joe Biden lemah juga disampaikan oleh Donald Trump.

Sebagai lawan politik Joe Biden, Donald Trump mengkritik kebijakan Presiden ke-46 AS ini yang menarik militer AS dari tanah Afghanistan pada Agustus tahun 2021.

"Hal ini menjadi peluang bagi Taliban untuk menguasai Istana kepresidenan penguasa Afghanistan, bahkan kota Kandahar, Ghazni, dan Kabul hampir seluruhnya dikuasai oleh Taliban," kata dia melansir laman UNS, Rabu (18/8/2021).

Dia menuturkan, Taliban dipandang oleh masyarakat sebagai kelompok yang berusaha memulihkan perdamaian dan keamanan serta ingin menegakkan syariat Islam sesuai/versi dengan yang mereka yakini.

Namun, pasca serangan 11 September 2001, Taliban justru menjadi target serangan negeri Paman Sam, sebab kelompok ini dituduh oleh AS memberikan perlindungan bagi Osama bin Laden yang merupakan pemimpin Al-Qaeda.

Adapun, AS juga menuduh Al-Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden sebagai otak dari serangan pesawat mematikan yang menghancurkan menara World Trade Center (WTC) di New York dan Pentagon di Virginia.

Baca juga: ITB Terima Mahasiswa Baru Termuda Usia 16 Tahun

Walaupun kebenaran atas tuduhan AS kepada Al-Qaeda sebagai pelaku peledakan WTC juga menjadi polemik yang pro dan kontra sampai saat ini.

Dia menambahkan, ketika Taliban menolak menyerahkan Osama bin Laden kepada AS, akhirnya AS menyerbu Afghanistan. Lalu, pada tahun 2001 Afghanistan berhasil dikuasai AS.

 

"Saat itu Mullah Omar (pemimpin Taliban dan merupakan kepala negara Afghanistan dari 1996 sampai 2001) dan para pendukungnya berlindung di Pakistan. Selama 20 tahun AS menduduki Afghanistan dan perlindungan AS ini akan berakhir pada 31 Agustus 2021," jelas dia.

Dengan ditariknya pasukan militer AS dari Afghanistan, dia menilai momentum ini rupanya digunakan Taliban untuk menguasai kembali Afghanistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com