Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB Ungkap 6 Faktor Penyebab Perkawinan Anak

Kompas.com - 26/07/2021, 20:14 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menurunkan angka perkawinan anak usia dini menjadi salah satu program pemerintah sejak lama.

Mencegah anak menikah di usia dini bertujuan untuk melindungi anak sekaligus memajukan bangsa.

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Tin Herawati menerangkan, sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun 2021 yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

"Tema tersebut mengingatkan semua pihak bahwa anak merupakan aset yang sangat penting dan berharga bagi kemajuan bangsa. Sehingga anak perlu dilindungi," kata Tin seperti dikutip dari laman IPB, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Siswa, Cermati 8 Good Attitude Wajib Dimiliki

Turunkan angka perkawinan anak

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 jumlah pernikahan anak pada tahun 2019 sebanyak 10,82 persen. Sementara tahun 2020 menurun walaupun tidak signifikan yaitu 10,18 persen.

Pernikahan anak banyak terjadi di wilayah pedesaan dibandingkan perkotaan. Tahun 2020, sebanyak 15,24 persen pernikahan anak terjadi di wilayah perdesaan dan 6,82 persen di perkotaan.

"Pemerintah menargetkan angka perkawinan anak turun menjadi 8,74 persen pada tahun 2024. Hal ini menjadi tantangan semua pihak untuk berupaya menurunkan perkawinan anak di Indonesia," imbuh Tin.

Baca juga: Mahasiswa UMM Kampanyekan Umbi Porang sebagai Pengganti Padi

Faktor penyebab perkawinan anak

Tin mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan perkawinan anak disebabkan karena beberapa faktor, yakni:

1. Tekanan ekonomi.

2. Lingkungan seperti perkembangan teknologi informasi atau figure atau contoh.

3. Rendahnya pendidikan.

4. Perjodohan.

5. Budaya.

6. Salah pengasuhan.

"Sejumlah faktor ini bisa menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas," tegas Tin.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Lho 4 Program Beasiswa Menarik Bisa Kamu Manfaatkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com