Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Bukan Satu-satunya Patokan, Ini Tanda Anak Siap Masuk SD

Kompas.com - 10/07/2021, 09:42 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Satu hal yang perlu dicatat, pembelajaran untuk anak usia prasekolah sebaiknya bersifat konkret atau dilakukan dengan bahan-bahan yang dapat disentuh dan dimanipulasi. Sebab, anak prasekolah adalah seorang pembelajar multisensorial.

Di sisi lain, untuk pembelajaran daring yang tengah berlangsung saat ini, Afia menyarankan perlunya sekolah untuk menyediakan materi belajar lengkap yang sifatnya “hands on”.

Materi ini dapat digunakan siswa di rumah dan membantu tugas orang tua yang harus mempersiapkan anak untuk belajar daring.

2. Motivasional

Motivasional merupakan sebuah semangat untuk belajar mandiri dan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu. Stimulasi belajar hal baru oleh orang tua maupun guru akan menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri anak.

Bersekolah di PAUD, tutur Afia, dapat menjadi alternatif stimulus. PAUD dapat memberikan pengalaman belajar dengan teman sebaya yang dapat membangkitkan minat bersekolah.

Selain itu, minat juga dapat ditimbulkan dengan pengenalan terhadap sekolah secara fisik. Misalkan, anak diajak melihat lingkungan sekolah.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA

3. Sosio-emosional

Yaitu keterampilan sosial anak dengan orang lain, kesiapan emosi, dan terkait kontrol diri anak menghadapi situasi yang dihadapi. Contoh anak yang siap secara sosio-emosional adalah kemauan untuk bergabung dan bermain dengan teman-teman sebayanya.

“Lalu ketika mengekspresikan emosi (red: marah atau menangis misalnya), ditenangkan teman sebayanya atau guru bisa mereda. Berarti dia sudah bisa mengontrol emosi,” kata Afia.

Stimulasi sosio-emosional dapat dilakukan dengan membangun hubungan anak dengan orang dewasa yang erat dan hangat. Hal ini dapat dimulai dari hubungan anak-orang tua dan berkembang pada anak-guru.

Kemudian, bermain. Bermain adalah dunia anak yang dapat menjadi sarana mengembangkan aspek sosial dan emosional.

Studi menunjukkan, sociodrama play merupakan tipe permainan yang paling efektif dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk kesiapan sekolah.

“Dari ketiga tersebut yang paling menjadi tantangan adalah motivasional dan sosio-emosional. Persiapkan intelektual lebih mudah karena dapat dilakukan dengan latihan dan remedial. Jika anak sudah tidak termotivasi untuk belajar sulit bekerja sama, mood/suasana hati berubah-ubah makan sulit dikembangan secara kognitif,” terang Afia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com