Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Mengenal Cryptocurrency Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Kompas.com - 26/05/2021, 13:05 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Dengan adanya blockchain tersebut, mata uang yang sama tidak dapat digunakan untuk dua transaksi yang berbeda," jelas dia.

Baca juga: 10 Cara Jitu Redakan Stres Menurut Pakar IPB

Di samping itu, dengan sistem blockchain juga dapat menjamin transparansi dan akuntabilitas.

Dengan demikian, dari perspektif keamanan sangat aman termasuk keamanan data pribadi. Pasalnya, dalam transaksi cryptocurrency ini tidak perlu menunjukkan identitas diri.

"Menengok keberadaan cryptocurrency ini, kita bisa memanfaatkan teknologi blockchain untuk berbagai sistem. Contohnya bisa digunakan untuk penyaluran wakaf maupun zakat," ujar pria yang kini menjadi Ketua Dewan Pakar Pusat - Persatuan Umat Islam (PUI).

Sementara, dari sisi kekurangan, cryptocurrency sangat volatile nilanya.

 

Dengan demikian, apabila valuasi aset kekayaan dengan mata uang yang tidak stabil, maka dapat mengakibatkan tidak baik bagi perekonomian.

"Ini adalah kelemahan paling mendasar, kalau cryptocurrency merupakan mata uang yang sangat volatile dari sisi nilai. Dari sini, ada potensi kerugian yang besar meskipun ada keuntungannya juga," sebutnya.

Selain itu, cryptocurrency juga berpotensi menimbulkan pelanggaran hukum.

Pasalnya, masih banyak negara yang menolak penggunaan cryptocurrency termasuk Indonesia.

Dengan demikian, apabila ada masyarakat Indonesia yang menggunakan cryptocurrency sebagai transaksi, maka orang tersebut telah melakukan pelanggaran hukum.

Terkait perkembangan saat ini, lanjut dia, cryptocurrency seperti bitcoin dapat masuk ke dalam salah satu objek yang diperdagangkan di bursa berjangka.

Sebab, bitcoin dianggap sebagai komoditas virtual, sehingga dapat diperdagangkan di bursa berjangka.

Dengan demikian, bagi orang yang ingin berinvestasi bitcoin, dapat melakukannya melalui bursa berjangka.

Dari sisi syariah, cryptocurrency belum bisa masuk dalam bursa berjangka yang syariah. Hal ini karena bursa berjangka syariah memerlukan fisik barang tersebut.

Baca juga: Negara Jamin Beasiswa dan Biaya Hidup Anak Awak KRI Nanggala-402

"Karena sifatnya virtual, maka akan sulit untuk memenuhi syarat fisik dalam bursa syariah yang diperdagangkan," tegas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com