Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Deteksi Banjir Lahar Dingin Berbasis IoT

Kompas.com - 15/05/2021, 13:56 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2010 silam, terjadi bencana alam erupsi Gunung Merapi. Ada banyak korban jiwa yang melayang akibat erupsi Merapi.

Bahkan infrastruktur termasuk rumah-rumah milik warga juga rusak. Selain bahaya dari letusan gunung Merapi, material lava dingin juga berbahaya.

Merapi sendiri hanya satu dari sekian banyak gunung berapi aktif di Indonesia. Adanya potensi bahaya pasca erupsi gunung berapi yaitu banjir lahar dingin.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Tips Kelola Uang THR Idul Fitri

Lava dingin terbentuk dari abu dan batu vulkanik yang disemburkan gunung saat erupsi bercampur dengan air hujan, lahar dingin bisa menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar karena lahar dingin mempunyai bentuk dan tekstur campuran pasir-batu seperti semen basah.

Sistem berbasis IoT

Melihat fenomena tersebut mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik UNY tergerak untuk menuangkan ide.

Yakni menciptakan sistem peringatan dini banjir lahar dingin berbasis Internet of Things (IoT) pasca erupsi gunung berapi.

Sistem ini terintegrasi pengeras suara tempat ibadah agar dapat menyampaikan informasi bahaya kepada masyarakat yang berpotensi terdampak dengan sesegera mungkin.

Sehingga masyarakat dapat segera evakuasi ke tempat yang lebih aman dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

Adapun mahasiswa UNY itu antara lain Riza Atika, Anung Endra Raditya dan Rohsan Nur Marjianto.

Riza Atika menjelaskan keunggulan alat ini yaitu menggunakan sensor mekanik pelampung yang lebih tahan lama dibanding sensor ultrasonik pada alat-alat yang sudah ada.

Alat ini memanfaatkan pengeras suara tempat ibadah dengan tujuan untuk mempercepat informasi adanya bahaya banjir lahar dingin sekaligus menciptakan alat yang murah dan efisien, sehingga dapat dijangkau berbagai segmen masyarakat.

"Selain itu, dengan berbasiskan Internet of Things maka alat peringatan dini banjir lahar dingin ini akan terhubung dengan mudah ke perangkat ponsel maupun komputer melalui jaringan internet yang akan menciptakan interkoneksi data," terang Riza seperti dikutip dari laman UNY, Jumat (14/5/2021).

Baca juga: Mahasiswa ITS Bagikan Tips Memulai Bisnis

Menruutnya, dengan adanya interkoneksi ini akan membuat semakin cepat dan mudah dalam penyebaran informasi peringatan dini banjir lahar dingin serta memudahkan masyarakat dalam memantau kondisi terkini data cuaca dan kondisi sungai rawan banjir lahar dingin.

Alat ini juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber daya utamanya. Sehingga selain cepat dan akurat, alat ini juga hemat energi dan ramah lingkungan.

Tentu sekaligus membuat alat ini dapat dipasang di titik-titik yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com