Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponpes Milik Said Aqil Siradj Bangun Pusat Peradaban Islam

Kompas.com - 05/05/2021, 15:18 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Semua guru itu tidak dibedakan mengajar untuk santri di Madrasah Aliyah maupun Madrasah Tsanawiyah, semuanya mengajar untuk keduanya," sebut dia.

Integrasi mata pelajaran

Pada saat didirikan, pesantren ini tidak melakukan integrasi mata pelajaran formal (nasional) dan pesantren (keagamaan).

Hal itu membuat para santri jenuh dan tidak gembira saat menimba ilmu di pesantren.

Tapi, setelah ada integrasi mata pelajaran, mereka senang dan tidak bosan.

"Jadi dulu, kalau pagi khusus nasional dan malam keagamaan. Itu membuat mereka tidak respect, tapi sekarang mata pelajaran nasional dan keagamaan tidak dibedakan. Misalnya jam 7 pagi belajar Matematika, lalu jam 8 belajar ilmu Fiqih. Jadi sama rata," ujarnya.

Santri di pesantren ini juga memperoleh ilmu peradaban islam. Tapi, diberikan khusus santri di jenjang Madrasah Aliyah.

Baca juga: Ponpes Kebon Jambu Al-Islamy, Cetak Ulama yang Memuliakan Perempuan

"Itu diberikan untuk sebagai pondasi mereka. Misalkan untuk jurusan IPA, mereka diajarkan dasar-dasar Matematika dan juga memperoleh Ilmu Kedokteran. Sedangkan IPS, mereka dapat ilmu ekonomi islam. Tapi dasarnya saja yang diberikan kepada santri," ungkap dia.

Santri peroleh beasiswa

Bagi santri yang berprestasi dalam akademik akan memperoleh beasiswa dari pesantren.

"Itu bagi santri yang memperoleh ranking 1-3 di kelasnya akan dapat beasiswa. Kalau rankingnya turun, beasiswa itu akan lepas," tuturnya.

Dia mengungkapkan, program beasiswa ini telah diberlakukan sejak pesantren didirikan.

"Jadi kita miliki 18 kelas, kalikan saja setiap kelas ada tiga orang yang memperoleh beasiswa. Jadi ada 54 santri yang memperoleh beasiswa," terangnya.

Santri perempuan Pondok Pesantren Al-Tsaqafah sedang belajar bersama guru.Dok. Ponpes Al-Tsaqafah Santri perempuan Pondok Pesantren Al-Tsaqafah sedang belajar bersama guru.

Kegiatan ramadhan

Di kegiatan Bulan Ramadhan, santri juga menjalankan buka puasa bersama, sahur bersama, tadarusan, dan lainnya.

Tapi untuk tahun ini, santri tidak secara penuh melakukan kegiatan di pesantren.

"Mereka hanya melakukan kegiatan Ramadhan di tanggal 13-25 April 2021. Setelah itu santri dipulangkan ke rumah masing-masing," ucap Sofwan.

Baca juga: Berdiri di Ciwidey, Ponpes Al-Ittifaq Berdayakan Santri di Agribisnis

Semua santri dipulangkan, agar mereka bisa merayakan lebaran bersama keluarga.

"Selama di pesantren, mereka menjaga protokol kesehatan yang ketat, karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19," beber dia.

Tak lupa, Said Aqil Siradj sebagai pengasuh dan pemilik pesantren ikut andil dalam kegiatan bulan Ramadhan.

"Pak Said Aqil Siradj memimpin pengajian setiap habis shalat Subuh. Dia juga datang seminggu sekali untuk melihat pondok pesantren secara langsung. Jadi benar-benar diperhatikan dan dipantau langsung," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com